PAMERAN SENI RUPA DAN ARSIP SASTRA YOGYA “AZIMAT–SIASAT”

Pameran ini memayungi dua anasir, yakni seni rupa dan sastra. Pada seni rupa akan menyuguhkan karya seni yang berupaya menerjemahkan tema besar “benda” dengan memiliki dua sisi di dalamnya, di sisi objektivitasnya berupa benda budaya yang memiliki bentuk kemudian sisi subjektivitasnya yang melekat pada manusianya. Sedangkan pada sastra, akan menampilkan linimasa perjalanan sastra Yogya dari masa kemerdekaan hingga mutakhir melalui arsip dan artefak.

PAMERAN AZIMAT–SIASAT

Seni ibarat azimat sekaligus siasat! Oleh karenanya, “Azimat–Siasat” (di)hadir(kan), dimaknai, dan diyakini sebagai suatu pegangan dalam mewujudkan gagasan maupun menjalankan praktik dialektik berkesenian di tengah realitas yang terus-menerus. Representasi karya seni dalam konteks warisan budaya benda (tangible) dan takbenda (intangible) menyimpan ‘daya’ (untuk) hidup dan menghidupi pencipta serta penggunanya. Pada saat yang sama, karya seni memiliki nalar pascabenda yang memperlihatkan lanskap wacana ke depan dan mempertanyakan ulang memori kolektif suatu realitas peristiwa wujud dari pengetahuan. Suatu hasil seni yang demikian itu ada di dalam seni rupa, sastra, dan apa saja yang memiliki kemungkinan untuk dicapai, meski mustahil mutlak. 

“Azimat-Siasat” menjadi titik temu antara realitas dengan segala yang diangankan dan diinginkan. Seluruhnya diupayakan dan ditempatkan sebagai moda yang dipergunakan berkesinambungan. Dengan demikian, keberadaan benda seni tidak hanya hadir sebagai ‘sesuatu’ yang konkret dan abstrak semata, tetapi memiliki dampak nyata (baca: budaya, intelektualitas, hingga ekonomi) pada masyarakat.

Pameran “Azimat-Siasat” menampilkan dua anasir, yakni seni rupa dan arsip sastra. Keterhubungan antara seni rupa dan sastra dengan segala ekspresi budayanya menghasilkan kesadaran merawat ingatan dan memelihara pengetahuan. 

Bidang seni rupa menampilkan hasil kerja dari para perupa dan kolektif dengan karya-karya apik yang mengandung siasat-siasat: melakukan penebalan gagasan dan nilai sebagai aksi, membuat bentuk baru dari benda temuan, bersetia pada estetika, kritik dinamika sosial, praktik inklusi, hingga menampilkan karya-karya eksperimental. Sejumlah nama sengaja diundang, selain itu dilakukan penjaringan melalui panggilan terbuka kepada para perupa lintas usia di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya itu, memori dan peristiwa kolektif warga berkenaan dengan jagal hewan di Segoroyoso ‘diarsipkan’ menjadi karya.

Sedangkan pada bidang sastra, dihadirkan arsip sastra yang memperlihatkan gerak dinamika sastra di Yogyakarta dari masa ke masa. Keping-keping arsip sastra Yogyakarta sejak masa awal kemerdekaan hingga era mutakhir berdasar keberadaan peristiwa, tokoh, karya, komunitas, dan media massa dibentangkan. Pameran arsip sastra Yogyakarta ini sebisa mungkin menghadirkan artefak asli untuk dibaca kembali bukan saja sebagai memori kolektif atas suatu peristiwa, melainkan ilmu pengetahuan. Satu patokan ditancapkan, yakni penghargaan kepada sosok yang telah menaja tradisi pengarsipan-pendokumentasian sastra Yogyakarta; Ragil Suwarna Pragolapati. Dengan spirit “semua dicatat, semua dapat tempat”, kehadiran museum kecil sastra Yogya ini dicita-citakan bisa menjadi alas landas terwujudnya Museum Sastra Yogyakarta yang sesungguhnya. 

Pemeran “Azimat-Siasat” pada Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 menjadi fondasi dan refleksi nilai kebendaan dalam konteks untuk menilik karya seni rupa, arsip sastra, sosok, dan lokus di balik hasil seni yang hadir mengisi dinamika kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini.

Pameran Seni Rupa
  1. Aan Yuliyanto - Perjalanan Tapal Kuda
  2. Agung Pekik Hanafi Purboaji - Lewat Sebelum Lewat
  3. Agus Widiyanto Wiwid - PADURAKSA
  4. Ajeng Pratiwi - Esok kan Bermekaran
  5. Alberto Wanma - 'Mun' (Bahasa Biak) 'Mati' Karwar Series
  6. Alfi Ardyanto - JOGJA HERITAGE
  7. Anne Khaerunnisa - Sahabat Satu Jua
  8. Anusapati - Door Series #1
  9. Aphrodita Wibowo - Desir!
  10. Arckano Arundati - Robo Monster
  11. Arie Dyanto - Banting Stir
  12. Aryo Marwoto. H ( Totok Kuswadji ) - Bulan Purnama di Pantai
  13. Awi Nasution - Amidst Madness - Capitalization of Stolen Prayer
  14. Bambang Pramudiyanto - Obsession
  15. Birujambon (Juan Ramadhani) - Teh dan Hidangan
  16. Dedy Shofianto - Manta
  17. Eri Sudarmono - Gladiator
  18. Erwan Hersisusanto (Iwank) x Jagal Segoroyoso - Segoroyoso Pride
  19. Gesito Arhant - Petrichor
  20. Harits Geroni - Blirik
  21. Herjaka HS - Banyu Panguripan
  22. Imam Juni Widiyanto - Benda/Kekuatan
  23. Irvan Muhammad - Pindai dengan Al Patekah (Nisan Hanyokrokusuman)
  24. Ismu Ismoyo - Pamor Series
  25. JDA (Edi Priyanto, Nano Warsono, Ddienopop) - Cekelan
  26. Kelompok Bermain Idaman - Sandang Pangan
  27. Laila Tifah - Condroso
  28. Laksmi Sitaresmi - Jangan Sakiti Ibu
  29. M Ryan Nh - Menggantung Keberuntungan
  30. Matrahita - Bayu
  31. Menh studio - Umpak ing Urip
  32. Meta Enjelita - Change - Development
  33. Mohammad Rifki Erlangga - Jiwa yang Telah Berlalu
  34. Nabila Rahma - Radiasi
  35. Nanang Widjaya - Prambanan Temple
  36. Nia Noorsita - Tarot Reader on a Festival
  37. Noni Rinjani - Advertisements
  38. Nunung Nurdjanti - Pohon Hayat
  39. Pradika Rahmat Dewanta - Itu Apa?
  40. Primadi Priyo Laksono - Pangayoman
  41. Proyek Benggala - Dorang (Donga Marang Pangeran)
  42. Risao Pambudi - Mencuri Cangkul
  43. S. Bardi - Panen Raya
  44. Sukito - Di Antara Tebing & Pantai
  45. Surti Syafiurahmi - Barikan
  46. Taring Padi - Petani dan Iblis
  47. Teguh Chrisdiyanto - Merawat Kebaikan
  48. Tri Nor Setiyowati - Metamorfosa
  49. Umar Faruq - Mi'raj
  50. Untonk - Consume or to be Consumed (Remixes)
  51. Y. Eka Suprihadi - Medalion
  52. Yaksa Agus - Merahnya Merah yang Kuingat
Pameran Sastra

Agenda Rutin
11 - 17 Oktober 2024
10.00 - 20.00
Pameran Azimat-Siasat
MCC Tepi Sabin