Awi Nasution

Aulia Mizaan Anshara Nasution lahir di Pekanbaru, 17 April 2001. Ia adalah seorang seniman visual yang sangat terpengaruh oleh sinema dan budaya pop. Tertarik dengan film sejak sekolah menengah karena penasaran menonton film Pulp Fiction. Kemudian tertarik dengan fotografi karena meminjam kamera digital. Untuk lebih mengasah selera estetika & artistiknya, ia mendaftar di sekolah seni.

Amidst Madness - Capitalization of Stolen Prayer

Cetak saring pada kertas concorde 220gr
45 x 45 cm
2024

Karya Amidst Madness Capitalization of Stolen Prayer adalah karya cetak saring dengan visual kolase banyak objek. Pada karya ini, Awi menggambarkan realita pahit yang disandingkan dengan harapan sehari-hari. Penyusunan objek yang kacau dan sesak adalah hasil dari proses imajinasi ulang kehidupan sehari-hari. Awi merasa ada keperluan untuk mengimajinasikan ulang realita sebagai bentuk mekanisme peralihannya dari kehidupan yang tidak selalu berjalan sesuai rencana. Melalui ini, terma rencana selalu terikat dengan konsep harapan, umumnya dilantunkan dalam bentuk doa.

Harapan di hari ini adalah cara bertahan hidup. Sejak adanya peradaban yang terstruktur dan mempunyai hierarki, manusia tidak lagi bertahan diri dari serangan predator. Sepanjang sejarah, tragedi selalu terjadi akibat keputusan satu diri yang menitikberatkan pada kepentingan segelintir orang. Keputusan yang diambil kemudian dibayar dengan hidup orang-orang yang harusnya dipimpin. Tragedi ini kemudian menjadi kebiasaan dengan tingkat fatalitas yang menurun karena kemajuan teknologi. Peristiwa kehancuran lalu dikonversi menjadi cara bertahan hidup, dan berubah menjadi bagian dari rutinitas.

Manusia selalu membutuhkan cara untuk mengalihkan pikirannya dari kesulitan, ini sudah menjadi insting yang dibangun selama beribu-ribu tahun. Salah satu cara untuk memberi ketenangan dalam diri adalah melalui harapan. Di tengah kekacauan dan kegilaan dalam hidup, terutama di negara bagian Global Selatan, pasti dibutuhkan cara untuk terus fokus melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan, agar hidup dapat berlanjut. Demi ketenangan hati, doa dilantunkan, berharap setidaknya semua akan berakhir dengan baik dan sesuai rencana.

Manusia adalah makhluk tangguh karena kita dapat bertahan dengan harapan, tanpa mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan. Pada akhirnya, doa dan harapan menjadi satu siasat untuk terus tumbuh. Sampai kapan perjuangan ini harus terus dilakukan, sampai mana nama kita akan terus tercatat.