Lokasi

Lapangan Desa Logandeng
Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewonan Playen
Gunungkidul

Tanggal

11 - 18 Oktober 2025

Kompetisi

Kompetisi

Kompetisi adalah program yang diadakan oleh FKY 2025 sebagai ruang laboratorium, eksperimentasi dan kolaborasi karya-karya inovatif. Kompetisi terdiri atas beberapa kegiatan berbeda dan terbuka untuk umum, yaitu Panji Desa, Ternak Sehat, dan Jurnalisme Warga.

60 Nominasi Kompetisi Panji Desa
50 Peserta Ternak Sehat
11 Finalis Jurnalisme Warga

Kompetisi Panji Desa merupakan sebuah ajang kreatif yang dirancang untuk merefleksikan identitas, nilai, serta budaya lokal daerah. Dalam kompetisi ini, desa diajak untuk mengimajinasikan dirinya, kemudian merangkai unsur-unsur khas, baik sejarah, tradisi, maupun cita-cita kolektif ke dalam bentuk simbol yang terwujud melalui logo, warna, hingga slogan. Semua elemen tersebut dipadukan dan diwujudkan secara visual dalam bentuk bendera panji.

Kompetisi ini mengusung tema “Ngelmu Watu”, yang secara harfiah berarti “Ilmu Batu”. Tema ini mengibaratkan watu (batu) sebagai representasi dari identitas Gunungkidul, sebuah wilayah yang dikenal dengan bentang alam karst dan lanskap batu kapur yang khas. Dalam konteks kearifan lokal, ngelmu watu merujuk pada pengetahuan dan kebijaksanaan masyarakat dalam memahami, mengelola, sekaligus menjalin relasi dengan batu sebagai elemen utama lingkungan hidup mereka.

Lebih jauh, ngelmu watu membuka jalan bagi pembacaan atas desa-desa di Gunungkidul yang masing-masing memiliki narasi dan kekhasan tersendiri. Simbol seperti bendera panji dapat dipandang sebagai bentuk pengarsipan budaya sekaligus sarana revitalisasi adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun. Dengan demikian, kompetisi Panji Desa bertema Ngelmu Watu bukan sekadar ruang presentasi seni, melainkan juga wadah refleksi kolektif tentang bagaimana manusia, alam, dan kebudayaan saling terkait dalam membentuk identitas Gunungkidul.

Kompetisi Rajakaya merupakan sebuah ajang yang berfungsi sebagai medium apresiasi terhadap praktik beternak dalam konteks masyarakat agraris. Fokus utama dari kompetisi ini adalah kambing, khususnya jenis Peranakan Etawa ras Kaligesing, yang secara historis memiliki posisi penting dalam kehidupan agraris sebagai simbol kesejahteraan sekaligus aset ekonomi keluarga peternak. Dalam kegiatan ini, para peternak menampilkan kambing unggulan yang telah dipelihara dengan teknik budidaya tertentu. Proses penilaian dilakukan melalui kriteria yang bersifat objektif, meliputi kualitas fisik, bobot tubuh, tingkat kesehatan, serta potensi genetik dari ternak. Dengan demikian, kompetisi ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga mengedepankan aspek teknis yang terkait dengan praktik pemuliaan hewan. Kerja sama dengan Asosiasi Peternak Peranakan Etawa Gunungkidul (ASPPEG) semakin memperkuat dimensi kultural sekaligus ilmiah dari kegiatan ini. Harapannya, kompetisi ini dapat menjadi wahana pertukaran pengetahuan dan pengalaman di kalangan peternak, serta menempatkan praktik beternak sebagai bagian integral dari perhelatan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2025.

KOLABORATOR PROGRAM: PERKKANAS (Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional)

Program ini mengajak para pembuat konten untuk merekam dan membagikan cerita adat istiadat Gunungkidul melalui karya vlog. Dengan durasi 1–3 menit dan format reels Instagram, peserta dapat mengangkat tradisi, kearifan lokal, maupun kisah budaya yang hidup di masyarakat.

Sayembara ini dikurasi bersama media lokal Handayanese.id. Dari seluruh unggahan, akan dipilih 10 konten terbaik serta 1 konten favorit berdasarkan interaksi audiens. Para pemenang berkesempatan memperoleh hadiah uang tunai, merchandise eksklusif, dan penayangan karya di kanal resmi FKY 2025.

Melalui program ini, Festival Kebudayaan Yogyakarta mengajak generasi kreatif untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga ikut terlibat sebagai agen budaya dalam merawat dan mempopulerkan adat istiadat Gunungkidul.