Glosarium
Glosarium Telusur Tutur
Kampung Adat: Kampung Pitu, Kapanewon Patuk
Periset: Alif Budiman (Karang Taruna Kapanewon Playen)
Periset: Alif Budiman (Karang Taruna Kapanewon Playen)
- abon-abon : sesajen yang berisi kapur sirih, uang, gambir, dan rokok. biasanya ditempatkan di Telaga Guyangan sebagai bentuk penghormatan dan permohonan pada saat Wiwitan, Ngabekti, Momong.
- aja pati-pati lunga pitiké, nèk ora lunga cagaké : ungkapan atau doa tradisi Kampung Pitu yang diucapkan ketika seseorang memelihara ayam baru. Doa ini bertujuan untuk memohon agar ayam tidak pergi terlalu jauh saat diumbar (dilepas) dan selalu kembali pulang ke kandangnya. Dengan cara memutar ayam di tiang rumah (biasanya di dapur) dan setelah itu bulu ayam bagian belakang di potong. Secara harfiah, kalimat ini berarti Jangan terburu-buru pergi, wahai ayam, kalaupun pergi, jangan jauh dari tempatmu (cagak/kandang).
- anggong : istirahat atau jeda sejenak saat melakukan kegiatan sehari-hari.
- anyir : hal yang terbaru; juga digunakan untuk menyebut sesuatu yang disajikan atau dilakukan dengan tujuan agar terasa lebih kuat/mengena.
- apêm-kolak : hidangan yang disajikan pada peringatan 3 hari kematian seseorang. terdiri dari apem, pisang, dan ketan.
- bahu : tradisi gotong royong dalam mengolah sawah. dilakukan secara bergantian oleh masyarakat.
- banggal : istilah lain untuk ubi jalar atau ketela pohon (singkong).
- bêkungan : sabuk atau kain panjang yang digunakan oleh perempuan, serupa setagen, tetapi lebih lebar dan panjang. bengkungan biasanya dikenakan untuk melilit bagian perut dan pinggang, baik sebagai penahan pakaian tradisional maupun untuk menjaga bentuk tubuh dan kenyamanan setelah melahirkan. tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga memiliki nilai estetika, simbolik, dan menambah cantik perempuan saat mengenakan busana adat.
- bêndho : salah satu jenis sabit yang memiliki ukuran lebih besar, panjang, dan tebal. digunakan untuk menebang kayu.
- blacu : mewarnai atau mencelup kembali pakaian lama agar tampak seperti baru dan terlihat lebih bersih. biasanya dilakukan untuk memperbarui tampilan pakaian tanpa harus membeli yang baru, sekaligus menjaga kebersihan dan kerapian dalam berpakaian.
- blèk : kaleng bekas yang dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan.
- bolèng : istilah yang berarti membatalkan puasa sebelum waktu berbuka.
- braya : gotong royong atau usaha kolektif bersama untuk bersih tlaga guyangan, makam, serta tempat yang ingin mempunyai hajatan.
- brokoh : nasi dengan lauk serundeng. umumnya disajikan saat upacara adat seperti momongan dan wiwitan.
- brokohan : syukuran untuk anak yang baru lahir. biasanya dibuatkan makanan dengan lauk tempe tumis, lalu dibagikan kepada masyarakat.
- bulgur : makanan tradisional yang muncul pada jaman selip, yakni ketika masyarakat mengalami kesulitan pangan, misalnya pada tahun 1960-an. olahan ini dibuat dari batang padi (damen) yang ditumbuk hingga halus, lalu dimasak sampai menjadi bubur. bubur tersebut biasanya disajikan bersama nasi sebagai upaya untuk menambah jumlah makanan ketika bahan pangan utama sulit didapat.
- canthêng : sabit kecil, digunakan untuk memotong rumput atau ranting pohon.
- cêkap aos : istilah yang digunakan untuk menggambarkan sikap atau tindakan yang dilakukan secukupnya saja, tanpa berlebihan maupun kekurangan: apa perlunya.
- crupak : buah jarak yang dibakar hingga menyala, dipakai sebagai penerangan tradisional (pengganti lampu minyak).
- damu : tiupan doa atau mantra dalam proses upacara atau pengobatan.
- dandang iring : cangkul blencong. cangkul dengan mata yang lebih kecil sehinggalebih mudah digunakan untuk mengais tanah di sela-sela akar tanaman, untuk menggali, membuat parit kecil, atau membersihkan gulma di pematang sawah, terutama di lahan yang sempit atau berbatu.
- dayang lanang : roh halus berwujud laki-laki yang dalam kepercayaan masyarakat diyakini menjaga, melindungi, dan menguasai suatu tempat atau wilayah tertentu.
- dayang wédok : roh halus berwujud perempuan yang dalam kepercayaan masyarakat diyakini menjaga, melindungi, dan menguasai suatu tempat atau wilayah tertentu.
- dêkahan : sedekahan atau syukuran yang ditujukan kepada alam.
- dlika : kerangka tempat tidur dari bilahan kayu, untuk menaruh galar.
- dlingo bawang : ungkapan yang biasanya diucapkan dalam awal doa penolak bala.
- galar : bambu yang dibelah menjadi bilah-bilah disusun, yang sering digunakan sebagai alas kasur atau tikar tempat tidur (amben).
- galur : bagian rangka atau kerangka pintu dalam struktur bangunan. fungsinya adalah untuk menopang dan memperkuat daun pintu. galur biasanya terbuat dari kayu keras seperti jati atau mahoni, karena bagian ini harus kuat menahan beban serta tahan terhadap perubahan cuaca. dalam konteks arsitektur tradisional, galur tidak hanya berfungsi secara struktural, tetapi juga memiliki nilai estetika dan simbolik, melambangkan pembatas sekaligus penghubung antara dunia luar dan ruang keluarga di dalam rumah.
- gaman kêjujur : ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sifat sabar, ikhlas, penuh kasih (welas), dan penyayang (asih). orang yang gaman ke jujur dianggap memiliki keteguhan hati dan ketulusan dalam menghadapi kehidupan, tidak mudah marah, dan mampu menerima segala keadaan dengan lapang dada.
- ganda : berarti bau atau aroma yang ditimbulkan dari suatu benda, tubuh, atau lingkungan. kata ini dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis bau, baik harum, maupun tidak sedap, tergantung pada konteksnya.
- gêpul : kondisi benda yang sudah tumpul, tidak tajam.
- gigrok : jatuh. Kata ini digunakan untuk menggambarkan suatu benda yang terjatuh dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, secara tidak sengaja atau belum waktunya (untuk buah).
- golongan-golong : penyebutan dalam doa untuk mengartikan manusia saat acara syukuran ataupun momong sapi, momong pedet.
- gudangan : makanan yang terbuat dari aneka sayuran yang direbus yang disajikan dengan bumbu kelapa parut berbumbu kencur dan rempah lainnya. makanan ini populer di acara hajatan seperti syukuran, selametan, wiwitan, tinggalan, mong mong sapi, mong mong motor dan juga bisa dinikmati sebagai sarapan, sering kali disajikan dengan nasi putih, telur rebus, dan lauk lainnya seperti peyek atau ikan asin.
- guwang : upacara adat untuk menghindari bahaya atau menolak hal-hal buruk.
- jadah thiwul : makanan berbahan utamanya adalah tepung gaplek singkong yang dikukus dan disajikan dengan gula merah atau lauk-pauk.
- jaran Sêmbrani : kuda terbang dalam mitologi Jawa. di kampung pitu Jaran Sembrani dipercaya sebagai tunggangan bidadari yang turun untuk mandi di Telaga Guyangan.
- jêluki gênthong : ritual mencari keluarga yang pergi jauh dengan menyebutkan namanya ke dalam gentong, agar segera pulang.
- kacu : sapu tangan.
- katutan sêngkala : tradisi atau ritual penyucian diri secara simbolis sebelum menjenguk bayi yang baru lahir guna menyingkirkan pengaruh buruk (sengkala). dalam praktiknya, tamu yang datang biasanya harus melewati dapur terlebih dahulu, kemudian menggosokkan atau menyentuhkan kaki ke pawon (perapian atau alat dapur) sebagai simbol pembersihan diri. setelah itu, tamu akan mencuci tangan dan kaki dengan air bersih sebelum menemui bayi.
- kêmbang têlon : sesajen berupa tiga jenis bunga, yakni mawar, kenanga, kantil. kata "telon" sendiri berasal dari kata telu (tiga) yang melambangkan harapan akan tiga kesempurnaan hidup: kaya harta, kaya ilmu, dan kaya posisi.
- Kinah Gadhung Wulung : pohon keramat dalam tradisi masyarakat Kampung Pitu. pohon ini dipandang mengandung benda pusaka di dalam batangnya. seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta menemukan pohon Kinah Gadhung Wulung di puncak Gunung Purba Nglanggeran, sebelum kawasan itu dihuni menjadi Kampung Pitu oleh Eyang Iro Dikromo.
- klêpu kêthèk : jenis tanaman pakan ternak, daunnya menyerupai daun mangga namun lebih tipis.
- kopohan : jarik atau kain penutup bagian bawah tubuh ibu setelah melahirkan.
- lamtara/mlanding : sebutan lain untuk petai cina, yaitu tumbuhan dari keluarga polong-polongan (fabaceae). tanaman ini sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti penghijauan lahan, pencegahan erosi tanah, dan pakan ternak. Selain itu, bijinya menjadi bahan makanan, misalnya untuk membuat bothok, tumis, atau pecel.
- lêmari Jawa : tempat penyimpanan berbagai kebutuhan rumah tangga dan hasil pertanian. lemari ini umumnya terbuat dari kayu jati atau kayu keras lainnya, dengan bentuk sederhana namun kokoh. Bagian atas lemari biasanya digunakan untuk menyimpan makanan, minuman, serta obat-obatan tradisional. sedangkan bagian bawahnya difungsikan untuk menyimpan benih atau biji-bijian pertanian dan hasil panen seperti gabah atau palawija. lemari ini biasanya diletakkan di ruang tengah dekat dapur. selain berfungsi praktis, lemari Jawa juga mencerminkan kearifan lokal dalam pengelolaan hasil tani dan penyimpanan pangan, menunjukkan cara hidup masyarakat yang hemat, tertata, dan selaras dengan lingkungan.
- lêmari sédhan : lemari kecil yang digunakan untuk menyimpan pakaian dan perlengkapan pribadi. ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan lemari Jawa. lemari sedan ditempatkan di kamar tidur atau ruang pribadi.
- lèr-lèran : sawah yang sudah digarap atau diolah. Istilah ini biasanya merujuk pada tanah sawah yang telah dibajak, dicangkul, atau disiapkan untuk ditanami padi.
- lintring : sebuah bangunan arsitektur jawa menyerupai teras. biasanya melengkapi struktur bangunan tradisional jawa: limasan, joglo, dlsb.
- lodhong : toples atau wadah dari blek.
- mbêdhah : sebutan bagi tubuh seseorang (pria/wanita) yang terlihat terlalu gemuk.
- mêmêtri : tradisi memberikan makanan dari hasil tani kepada masyarakat sekitar.
- mitoni : usia kandungan memasuki tujuh bulan. upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas kesehatan ibu dan janin, sekaligus doa agar proses persalinan berjalan lancar dan bayi kelak tumbuh sehat, cerdas, serta membawa kebaikan bagi keluarga. rangkaian ritual mitoni biasanya meliputi prosesi siraman atau mandi dengan air kembang tujuh rupa, pengenaan pakaian baru bagi calon ibu, dan diakhiri dengan kenduri serta doa bersama keluarga dan tetangga. Selain bernilai spiritual, tradisi ini juga mempererat hubungan sosial antarwarga melalui kebersamaan dan gotong royong.
- mojah : kaos kaki.
- mong-mong motor : syukuran ketika memiliki kendaraan baru. biasanya dibuat nasi gudangan (urap) untuk dibagikan.
- mong-mong pêdhèt : acara syukuran terhadap lahirnya binatang peliharaan seperti sapi, kerbau, atau kambing. sama seperti syukuran (genduri) yang lainnya, sesajen atau uborampenya bertujuan sebagai rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan.
- Nabi Sléman : sosok dalam kepercayaan masyarakat kampung pitu yang dikenal memberikan pesan atau wejangan kepada para petani dan peternak. salah satu pesannya berbunyi: momong sapi aja lali sing njagani kewan-kewan dan tanduran, artinya saat memelihara sapi dan menanam pala wija, jangan lupa untuk menghormati dan memohon pertolongan kepada kekuatan yang menjaga hewan dan tanaman.
- ngabêkti : kenduri; syukuran menaikan suwunan (bagian rangka atap teratas sebuah rumah tradisional, terutama rumah limasan atau lintring omah).
- Ngat Lêgi : penyebutan hari Ahad Legi dalam penanggalan Jawa.
- ngawu-awu : waktu atau kegiatan yang tepat untuk menebar benih padi sebelum hujan deras.
- ngêdus tiyang ritual : mengacu pada seseorang yang sedang menjalankan laku atau lelaku, yaitu serangkaian ritual untuk mencapai tujuan spiritual, menemukan jati diri, atau mendekatkan diri pada alam, leluhur, Sang Pencipta.
- ngèmbèl : gumpalan tanah liat padat dan basah di sawah.
- nglêbuh : sebutan untuk jamban atau toilet tradisional.
- ngurti : menyemai biji padi sebelum ditanam sebagai benih. proses ini dilakukan dengan menaburkan biji padi di lahan khusus (persemaian) yang telah dipersiapkan agar bibit dapat tumbuh dengan baik. biasanya, masa penyemaian berlangsung sekitar 2530 hari, hingga bibit padi mencapai ukuran dan kekuatan yang cukup untuk dipindahkan ke lahan tanam utama. tahap ngurit merupakan langkah awal penting dalam siklus pertanian padi, karena menentukan kualitas dan hasil panen yang akan diperoleh petani.
- obêr : lebar atau luas.
- pajéro : akronim dari "panas njaba njero", yakni mobil bak terbuka yang biasa digunakan warga untuk mengangkut hasil tani, pakan, dan segala barang, juga orang.
- parêm : bedak tradisional dari beras tumbuk dicampur parutan kunyit, digunakan pada bayi.
- pari gondhèl : varietas padi berumur sekitar 6 bulan, batangnya lebih tinggi dari padi biasa.
- pêcok : sabit kecil untuk memotong rumput.
- pênak : istilah yang digunakan untuk menyebut cara membungkus makanan menggunakan daun pisang dengan teknik khas yang disebut tempelang. dalam cara ini, daun pisang dilipat dari kedua ujung kanan dan kirinya ke arah bawah, sehingga membentuk bungkus yang rapat dan rapi. teknik membungkus seperti ini biasanya digunakan untuk makanan tradisional, seperti nasi berkat, jenang, atau lauk pauk.
- pênakan papat : uba rampe (perlengkapan sesaji) yang biasanya dibungkus menggunakan daun pisang dan ditempatkan di empat sudut ruangan ketika diadakan acara seperti hajatan, wiwitan, atau tingalan. tradisi ini melambangkan permohonan perlindungan dan keseimbangan dari empat penjuru mata angin, agar acara yang dilaksanakan berjalan lancar, terhindar dari gangguan, serta membawa keberkahan. isi dari penakan papat biasanya berupa makanan sederhana atau simbolis, seperti nasi, lauk, bunga, dan kemenyan, yang masing-masing memiliki makna spiritual tersendiri.
- pèt : topi atau kopiah.
- pètikus : sebutan untuk masa wabah tikus yang melanda kampung, menyebabkan banyak warga sakit dan meninggal.
- pitunan : syukuran untuk anak atau orang tua yang sembuh dari sakit (juga disebut mong-mong).
- prayakaan : gotong royong dalam pengerjaan tanah pertanian.
- propil : profil atau lekukan hias pada kayu, misalnya pada pintu/jendela.
- pusêr pitu : sumber energi dalam tubuh adalah zat gizi yang digunakan tubuh untuk menghasilkan tenaga.
- putêr giling : ritual mencari orang hilang atau orang yang kehilangan kesadaran melalui metode upacara tertentu.
- rasulan : upacara adat yang lazim dilakukan di Gunungkidul. masyarakat Kampung Pitu menggelarnya dalam rangka mengucapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Ucapan rasa syukur itu sering dihubungkan dengan hasil panen padi yang diperoleh.
- rêgulu : minyak telon tradisional yang dibuat dari daun balor.
- riyo-riyo : obat tradisional untuk luka dari dedaunan, membantu mengeringkan, menghentikan pendarahan, dan mencegah infeksi.
- sadakan : rokok lintingan tradisional.
- saérahan : tempat duduk khusus ibu pasca melahirkan, bisa berupa kursi kayu/batu, dengan kapur sirih dioleskan pada tembok.
- sambikala : marabahaya, rintangan, kesulitan, atau malapetaka.
- sangaran : hari pantangan; dilarang melakukan aktivitas tertentu untuk memperingati kematian orang tua, simbah, atau leluhur.
- sarang : wadah sesajen berbentuk kotak sederhana, diletakkan di rumah, telaga, atau kandang.
- sawêrga : surga, istilah yang digunakan oleh Mbah Yatno Rejo, juru kunci Kampung Pitu. masyarakat Kampung Pitu, yang memahami surga bukan hanya sebagai tempat di alam akhirat, tetapi juga sebagai kondisi batin dan lingkungan yang damai di dunia, hasil dari hidup yang jujur, rukun, dan selaras dengan alam.
- sêbangkèt : seikat rumput untuk pakan ternak.
- sêdulur pitu : merujuk pada saudara gaib dalam tubuh. Unsur halus yang menyertai dan melindungi manusia sejak lahir hingga meninggal. konsep ini melambangkan kesatuan antara unsur lahir (jasmani) dan unsur batin (rohani).
- sêlapanan : selamatan yang dilakukan ketika bayi berusia 35 hari, yaitu saat weton (hari kelahiran bayi dalam penanggalan Jawa) kembali berulang untuk pertama kalinya. tradisi ini merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan atas kelahiran dan pertumbuhan bayi, sekaligus permohonan doa agar bayi diberi keselamatan, kesehatan, dan masa depan yang baik. acara selapanan biasanya diawali dengan doa bersama dan kenduri (bancakan) yang dihadiri oleh keluarga, tetangga, dan kerabat dekat. puncak upacara ditandai dengan pemotongan rambut dan kuku bayi sebagai simbol penyucian diri dan awal kehidupan baru yang bersih dan diberkahi.
- sêngkrèkan : jalan menanjak.
- sêntolop : senter.
- sêpasaran : lima hari setelah kelahiran bayi sebagai ungkapan rasa syukur dan doa untuk keselamatan serta kesejahteraan bayi.pasaran merujuk pada siklus lima hari dalam penanggalan Jawa, sehingga sepasaran berarti peringatan setelah satu siklus pasaran berlalu sejak kelahiran.
- sri kitri : ritual doa yang dilakukan saat mencukur rambut bayi yang baru lahir. prosesi ini disertai dengan pembacaan doa atau mantra (merapal doa) yang bertujuan untuk memohon perlindungan bagi bayi agar terhindar dari segala bentuk mara bahaya, penyakit, dan gangguan buruk. ritual suker gatel juga melambangkan penyucian dan permulaan hidup baru bagi sang bayi. rambut pertama bayi dianggap masih membawa unsur dunia kelahiran, sehingga dengan mencukurnya disertai doa, diharapkan bayi akan tumbuh sehat, kuat, dan membawa keberkahan bagi keluarga.
- suwuk : metode pengobatan tradisional dengan doa atau mantra, digunakan untuk manusia maupun hewan.
- suwunan : bagian rangka atap teratas sebuah rumah tradisional, terutama rumah limasan atau lintring.
- tadhahan : sawah yang hanya mengandalkan tadah hujan (tanpa irigasi).
- takir : wadah makanan dari daun pisang berbentuk kotak kecil.
- tampa : wadah segi empat dari anyaman bambu, untuk makanan atau hasil tani.
- tayub : kesenian tari-tarian warisan budaya yang masih dilestarikan keberadaannya. di kawasan Kampung Pitu tari tayub ditampilkan dalam acara rasulan yang diadakan setiap setahun sekali. pementasan tayub berada di dekat sumber tlogo dan ada empat lagu (tembang) jawa yang harus dinyanyikan yaitu blendrong, ijo-ijo, eleng-eleng, dan sri slamet. Empat tembang tersebut sebagai ucap syukur karena hasil panen yang melimpah.
- têlèkan : keji beling (strobilanthes crispa), sejenis tanaman obat yang memiliki beragam manfaat kesehatan.
- tingalan : ulang tahun orang tua;leluhur di tiap netu setahun sekali yang diadakan telaga guyangan.
- Tlaga Guyangan : telaga yang menjadi pusat sumber air bagi masyarakat Kampung Pitu. Telaga ini dikeramatkan dan menjadi tempat upacara adat, sesajen, dan lelaku masyarakat Kampung Pitu.
- tlêbuk plêngèh : tanaman pakan ternak berwarna hijau muda, daunnya mirip singkong tapi kecil. buahnya seperti markisa yang apabila terjatuh langsung terbuka kulitnya.
- urip-urip : pemberian penghargaan atau sedekah kepada tukang atau pekerja yang menatah (mengukir atau memasang suwunan) pada rumah baru.
- uyap-uyap : ramuan tradisional untuk memperlancar produksi ASI (berbahan alang-alang, gempur, kunyit).
- wêdhusanan : tanaman pakan ternak yang biasa disemai untuk kambing; juga bisa merujuk pada sabit khusus untuk memotong pakan ternak.|
- wiwitan : syukuran di tlaga guyangan untuk berdoa bersama memulai menanam padi, biasanya di tandai dengan hujan pertama.
- wuwungan : cara mandi tradisional dengan menyiram tubuh berulang kali dalam waktu lama.
