Glosarium Telusur Tutur

Temuan istilah di wilayah Kapanewon Pleret

Download Artikel

  1. Alusan : Sebutan bagi pemeran berwatak baik dalam pementasan ketoprak
  2. Ambèn : Tempat tidur atau duduk; bangku lebar terbuat dari besi, bambu, ataupun kayu untuk tidur atau duduk
  3. Ampang : Sesuatu hal yang mudah atau hal yang biasa saja; hambar
  4. Angkur : Batas cetakan pada batu bata
  5. Anglo : Alat masak tradisional yang terbuat dari gerabah; tungku kecil dengan arang sebagai bahan bakarnya
  6. Arang-arang : Jarang-jarang
  7. Areng : Arang; bahan bakar yang hitam warnanya dibuat atau terjadi dari bara kayu dan sebagainya yang dipengap; bahan bakar tradisional untuk memasak, biasanya terbuat dari kayu atau tempurung kelapa; kayu (tempurung kelapa, dan sebagainya) yang telah hangus terbakar
  8. Arit : Alat untuk memotong rumput yang berbentuk seperti bulan sabit, biasa juga disebut sabit; pisau bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput, padi, dan sebagainya; sabit; pisau penyadap
  9. Arit Susruk : Pisau bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput ukuran pendek, padi, dan sebagainya; sabit
  10. Asahan : Alat yang terbuat dari batu untuk menajamkan senjata tajam; pasah
  11. Aseman : Sela-sela jari; landasan; tumit kuda
  12. Awar-awar : Tanaman perdu berdaun kecil; sejenis tumbuhan yang termasuk kerabat beringin
  13. Babad : Menebang; membersihkan pekarangan atau sebidang tanah dengan cara memotong rumput atau ilalangnya; memotong rumput hanya bagian permukaan atas
  14. Babad Alas : Membuka sebuah kawasan atau lahan; membuka kawasan perkampungan
  15. Babak : Istilah lain pada adegan ketoprak
  16. Bajak : Alat untuk mengolah tanah persawahan
  17. Bandongan : Metode belajar yang di dalamnya terdapat seorang guru yang membaca suatu kitab dalam waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama; Metode ngaji dengan guru/Kiai yang mengajarkan banyak santri.
  18. Bangsal : Bangunan memanjang tempat menunggu/beristirahat; sebuah bangunan memanjang; sebuah bangunan pangeran di sekitar Kraton
  19. Batel : Alat untuk memotong besi
  20. Batih : Sebutan lain untuk Istri
  21. Bedah : Jebol
  22. Bedah ram : Tanggul yang jebol
  23. Bedhil : Pistol; senjata api (terutama senapan model kuno)
  24. Bendho : Parang besar; arit besar untuk memotong kayu dan tulang; pisau bermata satu yang meiliki berat tidak ringan, berguna untuk daya potong yang lebih besar daripada pisau biasa.
  25. Blangus : Selongsong penutup yang terbuat dari kulit atau rotan yang dianyam untuk menutup moncong hewan (mis. sapi) (supaya jangan menggigit)
  26. Blantik : Makelar hewan; seseorang yang menjual untuk orang lain berdasarkan komisi; agen
  27. Blawur/mblawur : Pandangan yang terlihat tidak jelas
  28. Bogem : Bodhem; Palu besar untuk menempa besi
  29. Bongkok : Satuan ukuran ikatan pada kayu, rumput, dll. dalam jumlah besar
  30. Brak : Tempat pembakaran bata
  31. Brasak : Sebutan bagi pemeran berwatak kasar,jahat dalam pementasan ketoprak.
  32. Capung : Sebutan untuk tentara di jaman perang yang bertugas mengabarkan pada warga jika pasukan Belanda datang menggunakan helikopter
  33. Dadah : Pijatan lembut anggota tubuh anak atau bayi
  34. Dalah : Sinonim dari kata lan, sarta, yang bermakna ‘dan’
  35. Dapukan : Pemeranan (penokohan pada pementasan)
  36. Diager : Mengeringkan batu bata
  37. Dian téplok : Lampu tempel yang bersumbu dan menggunakan bahan bakar minyak
  38. Disèsèk : Menghaluskan adonan pada cetakan agar rapi
  39. Ditambat : Hewan ternak yang ditali pada sebuah benda/tempat
  40. Ditari : Ditawari sesuatu
  41. Empal : Daging bacem yang digoreng
  42. Empu : Orang yang ahli dan bertugas membuat pola atau bentuk senjata dan alat pertanian
  43. Ènget : Ingat atau tidak lupa
  44. Gabrus : Mengumpulkan tanah liat dan dikucuri air hingga menemukan tekstur yang sesuai
  45. Gaman : Sebutan lain untuk senjata
  46. Gandrung : Adegan mesra yang sudah menunjukkan saling cinta dalam sebuat pementasan seni (mis. ketoprak)
  47. Gangsa : Teknik memasak hingga setengah kering; tumis; menumis agar bumbu meresap
  48. Gantal : Daun sirih yang diikat dengan benang untuk upacara panggih atau sajen
  49. Garan : Gagang atau pegangan senjata tajam, biasanya terbuat dari kayu
  50. Garang : Memanaskan (mengeringkan, memasak) di atas bara api; memanggang; mengganggang
  51. Gathul : Cangkul kecil untuk mengolah tanah; cangkul kecil untuk menanam kacang, jagung, dan kedelai.
  52. Gedhogan : Kendang kuda
  53. Gedhong : Bangsawan; komplek makam bangsawan (khususnya di Dusun Jejeran)
  54. Gègèr : Masa perang; keributan, kekacauan, gejolak, kerusuhan
  55. Gèmbèl : Domba; jenis kambing yang berbulu keriting tebal berwarna putih
  56. Gendring : Lari dengan langkah cepat tanpa menoleh ke belakang
  57. Gosrok : Alat untuk menyiangi gulma atau rumput di sawah agar tanah menjadi gembur
  58. Gram : Alat untuk menggantung daging, terbuat dari besi yang ujungnya runcing
  59. Granggan : Sebutan lain dari bambu runcing
  60. Grénda : Batu asahan yang berputar; batu canai; batu kisaran; alat perkakas yang digunakan untuk memotong maupun mengikis permukaan yang akuratanya sangat kecil
  61. Grèthèh : Melakukan sesuatu apapun dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian
  62. Gulai Jeroan : Gulai yang bahannya dari bagian dalam hewan ternak
  63. Jejer : Berdiri tegak
  64. Jonggrong : Menilai hewan ternak hidup untuk dibeli berdasarkan ukuran fisiknya tanpa menimbangnya.
  65. Jongki : Tukang masak; koki
  66. Kabisan : Istilah lain dari kepintaran
  67. Kamijèn : Merasa sendiri/tidak punya teman
  68. Kecik arang : Arang kecil untuk bahan pembakaran batu bata; pecahan kecil-kecil dari arang
  69. Kedayohan : Kedatangan tamu, istilah yang akrab didengar dalam dialog ketoprak
  70. Kelèt : Proses menguliti hewan; membeset (membuang atau mengambil) kulit
  71. Keluhan : Tali atau tampar yang dipasang di hidung untuk mengendalikan hewan ternak (Sapi, kerbau)
  72. Keprak : Sebutan lain untuk Kenthongan yang memberi aba aba tertentu pada pementasan; kotak kayu kecil yang dipukul dengan palu untuk menghasilkan ketukan aba-aba tertentu pada pementasan (tari, wayang, ketoprak)
  73. Khol : Haul; Acara memperingati tahun meninggalnya seorang tokoh agama/masyarakat
  74. Kliwir : Surat pembayaran/nota yang biasanya digunakan untuk mengurus administrasi anggota veteran
  75. Kliyeg : Istilah penonton yg tidak kebagian tempat; berjalan bolak-balik; mondar-mandir
  76. Kodo : Sebutan bagi pemeran berwatak kasar,jahat,dsb
  77. Kombor : Memberikan rumput yang dicampur air kepada hewan ternak untuk diminum
  78. Krajan : Kerajaan atau wilayah yang didiami oleh keturunan raja
  79. Krama : Mulia atau yang dimuliakan (dalam hal ini konteks makna desa Wonokromo)
  80. Kronyos : Olahan kambing yang berasal dari bagian lemak dengan cara dibakar atau digoreng
  81. Kulah : Kamar mandi atau toilet
  82. Kumol : Bagian daging kuda yang dimanfaatkan sebagai bahan baku sate
  83. Ladèn : Pelayan atau orang yang melayani atasannya
  84. Laker : Dudukan mesin; komponen sebagai bantalan untuk membantu mengurangi gesekan peralatan berputar pada poros/as
  85. Laksita : Jalan; laku (mis. untuk sinonim kata jalannya acara)
  86. Landa : Sebutan bagi orang Belanda atau orang asing lain (Eropa)
  87. Langgar : Musala; tempat sholat dengan ukuran kecil; surau
  88. Layang : Surat
  89. Lempung : Sebutan tanah liat
  90. Lèri : Lori; kereta kecil untuk mengangkut tebu
  91. Lèyèk : Gerakan atau tarian khusus dalam dzikir Samaniyah
  92. Luweng : Pusaran air yang menuju ke laut (biasa digunakan untuk menyebutkan lubang yang ada di wilayah Gunungkidul yang digunakan untuk membuang anggota PKI)
  93. Maqom : Kedudukan seseorang di hadapan Allah
  94. Masjid Kagungan Dalem : Masjid yang didirikan di tanah Sultan sejak awal; masjid milik kesultanan
  95. Masjid Keprabon : Masjid utama milik Keraton atau Sultan
  96. Mastur : Seseorang atau sesuatu yang tidak kelihatan, namun sangat penting; tidak menampakkan kelebihannya (istilah kewalian)
  97. Masyhur : Dikenal orang banyak; terkenal; kenamaan
  98. Maulid : Perayaan mengenang waktu kelahiran Nabi Muhammad Saw
  99. Mbabrik : Pabrik; penyebutan untuk kawasan bekas pabrik (gula) lebih khususnya yang berlokasi di wilayah Pleret
  100. Mbelèh : Menyembelih hewan
  101. Mberod : Menjauh meskipun ada larangan; tidak ditahan; melepaskan diri lewat dari (kuda atau sapi); berlari dengan kasar, tanpa kendali (seperti seekor kuda atau sapi, yang diikat dengan tali); memberontak (bagi sapi atau kuda)
  102. Mbrodot : Proses mengeluarkan isi perut kuda; membersihkan isi perut hewan serta hingga proses merebus
  103. Megiri : Penyebutan untuk wilayah Imogiri
  104. Mempel : Kondisi adonan tanah yang kurang baik, menyatu sehingga mudah pecah
  105. Mola : Kegiatan membuat pola
  106. Molat-molat : Api yang besar membara
  107. Mulang : Seorang guru/ulama yang mengajarkan Pelajaran; mengajar
  108. Mulud : Bulan Kelahiran Nabi Muhammad Saw
  109. Mustaka : Kepala; mahkota; kubah masjid
  110. Ngarit : Merumput dengan arit; memotong rumput hingga pangkal rumput
  111. Ngeden : Mengejan
  112. Ngen-ngen : Angan-angan
  113. Ngepul : Proses mengambil atau mengumpulkan barang dagangan dari tempat lain
  114. Ngerdi : Sebutan lain untuk Peran utama
  115. Ngethul : Santri yang nimbrung makan Bersama
  116. Nggonjag : Memaksa
  117. Nggroso/ Nggrasa : Penyebutan untuk wilayah Segoroyoso
  118. Njogèd : Sebutan lain untuk pementasan ketoprak
  119. Nyampil : Proses memisahkan daging dari tulang
  120. Nyéngkol : Menekan bahu
  121. Nyeplok : Mencetak tanah liat pada cetakan
  122. Nyerak : Mendekat
  123. Nyidhuk : Menyendok; mengambil air
  124. Nyuling : Bermain alat musik suling
  125. Nyunduk : Menusuk; menusuk daging dengan alat tusuk
  126. Oncat : Melarikan diri; berangkat
  127. Oncor : Obor; suluh terbuat dari daun kelapa kering atau seruas bambu yang diisi minyak tanah (minyak kelapa), ujungnya disumpal dengan secarik kain (atau sabut).
  128. Ornamèn Godhong Kluwih : Hiasan khas Kesultanan Mataram Islam berbentuk daun Kluwih. Biasanya ditempatkan di pucuk/mustaka masjid
  129. Pada, ampéyan : Sinonim dari kata ‘sikil’ yang bermakna ‘kaki’
  130. Panjak : Orang yang menempa besi sesuai pola dari Mpu atau pembantu pandai besi yang bertugas memukul besi sampai tipis
  131. Papan : Tempat; rumah
  132. Parang : Alat untuk memotong kayu bentuknya tidak persegi atau bengkok; pisau besar (lebih besar daripada pisau biasa, tetapi lebih pendek daripada pedang, ada bermacam-macam); golok
  133. Paredèn : Istilah lain dari gunung; orang desa
  134. Paringan Dalem : Wilayah yang diberi oleh Penguasa wilayan atau sultan; pemberian sultan
  135. Paron : Landasan untuk menempa besi
  136. Pasaréyan : Tempat peristirahatan; makam
  137. Paséban : Tempat pertemuan; balai yang digunakan untuk menghadap (raja dan sebagainya); balai penghadapan
  138. Paséwakan : Sebutan bagi adegan pertemuan di Kerajaan
  139. Pathok : Batas suatu wilayah
  140. Patusan : Aliran air; Air yang mengalir langsung dari pegunungan
  141. Pawèstrèn : Tempat sholat jamaah putri
  142. Payon/PY : Istilah penyebutan bagi orang yang jasanya laku (mis. MC, seniman, dll).
  143. Pecok : Parang; arit/sabit yang bentuknya lebih kecil
  144. Pekathik : Pembantu yang memelihara atau mengurusi kuda; orang yang ditugaskan merumput untuk makanan hewan ternak
  145. Pendhok : Pelapis logam dekoratif pada sarung keris
  146. Penghulu : Tokoh agama; penasehat spiritual sultan atau raja
  147. Penyepuhan : Proses pembakaran besi yang akan dijadikan senjata tajam
  148. Pér : Pegas pada kendaraan; bagian pegas kendaraan yang terbuat dari besi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pisau, arit, golok dan sebagainya
  149. Perangan : Sebutan bagi adegan berkelahi
  150. Pesantrèn : Tempat santri mendalami ilmu agama
  151. Pethel : Alat untuk memotong tulang
  152. Pethot : Menyapih; sapi usia 4 bulan yang disapih dari induknya
  153. Petilasan : Suatu tempat dari sisa-sisa masa lalu yang kadang digunakan sebagai tempat munajat atau tirakat.
  154. Punggawa : Pejabat; keluarga pejabat
  155. Ram : Sebutan lain dari tanggul
  156. Rambut : Kulit padi yang digiling untuk bahan pembakaran batu bata
  157. Rangsum : Jatah makanan (bagi prajurit, orang dipenjara, orang di sawah)
  158. Ratan : Istilah lain dari jalan
  159. Rayahan : Merebut (mis. gunungan)
  160. Rebo Pungkasan : Upacara adat yang diselenggarakan oleh Masyarakat di desa Wonokromo, Pleret, Bantul pada malam Rabu akhir bulan Sapar; hari Rabu terakhir di bulan Sapar.
  161. Rit : Satuan ukuran, yakni satu bak truk
  162. Roman : Sebutan bagi adegan mesra namun masih dalam fase merayu
  163. Rong : Lubang dalam tanah
  164. Ruqyah : Tibun Nabi / pengobatan ala Nabi Muhammad Saw
  165. Saka : Tiang atau penyangga
  166. Saman : Tradisi dzikir thariqah Samaniyah
  167. Sampil belakang : Paha sapi (kerbau, kambing) sesudah disembelih
  168. Sanépa : Perumpamaan
  169. Sangkrah : Ranting-ranting pohon yang telah kering
  170. Santri : Orang yang mendalami ilmu agama Islam yang diasuh kyai dan atau nyai
  171. Santri Kalong : Orang yang mengaji seperlunya di pondok, kemudian terus pulang ke rumah; merujuk kepada orang-orang yang mengaji di pondok, tetapi tidak menetap di sana
  172. Saté Klatak : Sate dari daging kambing yang ditusuk pakai dengan jeruji sepeda dengan yang dibumbui hanya menggunakan garam, kemudian ketika dibakar mengeluarkan bunyi klatak-klatak.
  173. Séda Laut : Meninggal di tengah laut
  174. Segara : Laut
  175. Segoroyoso/ Segarayasa : Laut buatan; nama desa di Kecamatan Pleret Bantul
  176. Sèlèh : Menaruh barang pada suatu tempat
  177. Serambi : Bagian masjid yang biasa untuk pertemuan; beranda atau selasar yang agak panjang, bersambung dengan induk rumah atau masjid.
  178. Silap : Daging kuda yang tidak terlalu alot
  179. Slab : Proses finishing untuk membentuk senjata tajam sesuai gambar/ pola
  180. Slep : Proses membentuk sesuai pesanan
  181. Sorogan : Metode belajar santri menghadap guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari
  182. Sorok : Bagian daging kuda yang terdapat koyor
  183. Sulet : Menyalakan api
  184. Surya kembar : Sebutan bagi kondisi adanya dua pemimpin atau raja
  185. Tampa kaya : Salah satu bagian tahapan upacara pernikahan dalam tradisi pernikahan gaya Yogyakarta yang menyimbolkan tanggung jawab suami untuk memberikan nafkah lahir-batin kepada istri; kacar-kucur (tradisi Surakarta)
  186. Tebas : Membeli jumlah besar; memborong (hasil tanaman dan sebagainya); nêbas, untuk membeli buah-buahan yang berdiri di ladang; membeli hasil kebun, ladang, persawahan di muka; menyewa sebidang tanah
  187. Tempuran : Pertemuan arus Sungai; tempat bertemunya dua atau lebih aliran sungai mengalir satu sama lain
  188. Tetenger : Sebuah tanda
  189. Thariqah : Tarekat; Jalan menuju hakikat dan ma rifat; jalan menuju kebenaran (dalam tasawuf); cara atau aturan hidup (dalam keagamaan atau ilmu kebatinan); persekutuan para penuntut ilmu tasawuf
  190. Thukmis : Sebutan bagi pria playboy atau pria yang gemar menggoda perempuan
  191. Tobong : Istilah bagi pementasan ketoprak keliling
  192. Tonil : Layar bergambar di belakang panggung sebagai latar belakang yang menunjukkan suatu tempat; gambar panggung tentang latar tempat; sandiwara
  193. Tuk : Mata air
  194. Tukang Kebut : Tukang mengipasi dalam proses memasak sate
  195. Tumitah : Terlahir; tercipta; diciptakan; ditakdirkan; ditahbiskan
  196. Ulur dalem : Daging yang menempel pada tulang punggung sapi, kuda atau kambing dan bertekstur paling empuk.
  197. Umpak : Dasar tiang yang biasanya terbuat dari batu
  198. Ungak : Melihat sesuatu yang agak jauh melalui sesuatu; menengok
  199. Unting : Kata penggolong untuk tali, malai padi, dan sebagainya atau barang-barang yang terikat; untai; berkas; Satuan ukuran/mengikat pada rumput dalam jumlah kecil;
  200. Wana : Hutan atau wilayah yang banyak pepohonan yang sangat jarang pemukiman; hutan
  201. Warangka : Sarung keris yang terbuat dari kayu (ada yang bersalut logam) atau terbuat dari logam
  202. Wat : Mengejan
  203. Welasan : Bonus dalam jual beli hewan
  204. Welit : Alang-alang atau daun rembulung yang dipakai untuk bahan atap banunan rumah; atap jerami yang terbuat dari rumpun-rumpun rumput.
  205. Wilah : Bilah keris atau pedang
  206. Wisuh : Membasuh kaki; berwudhu, dan tobat.
  207. Wos : Sebutan bagi inti cerita atau dialog yang dibawakan
  208. Yak-yakan : Seenaknya; sewenang-wenang; serba tergesa-gesa
  209. Yasa : Membuat
Temuan istilah di wilayah Kapanewon Sanden

Download Artikel

  1. 1 Endhil : ½ sen
  2. 1 ron : ½ ěndhil (tidak berwujud tapi diakui)
  3. Aliyan : Berpindah posisi
  4. Alu : Alat penumbuk
  5. Ambiya : Naskah yang menceritakan mengenai sejarah nabi-nabi, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
  6. Amyang : Padi/gabah yang tumbuh belum menyeluruh.
  7. Ancak : Tatanan belahan bambu yang dianyam dengan rongga lebar untuk meletakkan sesaji mbuwangi
  8. Anco : Alat untuk mencari ikan di air yang dalam.
  9. Anděr : Penyangga molo
  10. Ani-ani : Alat untuk memetik/memanen/memotong padi berbentuk capit yang dibuat tajam
  11. Anjang-anjang : Tempat untuk meletakkan hasil panen yang berwujud biasanya gunungan.
  12. Ara-ara : Gundukan pasir yang luas
  13. Awèh : Memberikan atau disebut weh-weh.
  14. Běbuangan : Sesajen yang dibuang di jalan
  15. Bědhidhing : Musim dingin atau puncak suhu dingin di musim kemarau
  16. Bělandar : Tiang melintang setelah pěngěrět
  17. Běndho : Alat sejenis parang tapi pendek dan besar
  18. Běngkèng : Alat khusus untuk mencari belut di malam hari.
  19. Běruk : Alat untuk wadah legen/nira hasil deres kelapa atau gayung dari tempurung (batok) kelapa
  20. Bagor/ Lulup : Wadah/karung
  21. Banyu Běna : Air yang melimpah
  22. Bawak : Salah satu bagian dari mata pacul/cangkul yang berfungsi untuk mengaitkan mata cangkul
  23. Bayan : Dukuh atau kepala/pimpinan suatu dusun
  24. Bedhul : Pisau (lading) yang sudah tidak layak dipakai.
  25. Benggol : 2 ½ sen
  26. Bèsèk : Anyaman belahan bambu tipis untuk wadah
  27. Bèsi : Semacam wadah dari bahan logam atau besi yang digunakan atau berfungsi seperti bèsèk.
  28. Bidèng : Keping jenis batu tetapi ukuranya besar
  29. Blěnding : Jagung rebus
  30. Blacak : Hewan sejenis musang
  31. Blak : Alat dari bambu untuk pertanda jarak padi ditanam
  32. Blong : Wadah ikan dari bahan plastik (seperti dirigen)
  33. Bog : Jembatan yang terbuat dari beton, dan tidak terlalu panjang
  34. Bok-Bok : Tunas ubi
  35. Bolèng : Hama ulat yang masuk ke buah lewat batangnya
  36. Bubakan : Cekungan tanah pasir di antara gundukan tanah tegalan (umumnya berada di pesisir pantai) dan dimanfaatkan sebagai ladang pertanian
  37. Bulak : Jalan yang lebar di tengah sawah
  38. Buntut sriti : Teknik penyambungan antar bělandar
  39. Buruh Tandur : Sebutan bagi orang yang menanam padi
  40. Buruh Tani : Sebutan lain untuk petani, biasanya dilontarkan di desa-desa
  41. Butulan : Sejenis daun pintu biasa atau single (umum)
  42. Cěblok : Alat yang digunakan untuk melubangi tanah
  43. Cěcèkèr : Mencari makan dengan mengaiskan kaki di tanah (unggas).
  44. Cěmawis : Dikumpulkan
  45. Candhu : Gula / manis
  46. Caping Undhuk : Caping dengan tambahan plastik untuk digunakan saat hujan
  47. Cathok : Celana dalam
  48. Cawik : Alat/wadah/gelas meminum jamu
  49. Cengkrong : Semacam sabit tapi agak pendek dan yang tajam bisa di sisi luar dan dalam
  50. Cocoh : Alat untuk menumbuk kinang yang terbuat dari logam
  51. Cocor : Sisi samping paling luar tembok yang berbentuk segitiga.
  52. Cuwo : Mangkok dari tanah liat
  53. Děrěp : Proses orang ketika memanen padi, bisa juga sebutan untuk pekerja buruh di sawah khususnya ketika panen padi.
  54. Damèn : Daun/pohon padi
  55. Dhangir : Menggemburkan Tanah
  56. Diancang / Incak-Incak : Proses memisahkan padi isi dengan padi gabuk
  57. Diarah : Dicari
  58. Digampar : Proses meratakan tanah
  59. Diimpu : Membuat lahan kecil di area pasir
  60. Dijujug : Ditemui secara langsung
  61. Dikukup : Diambil keseluruhan
  62. Dingkel : Kompor kayu jaman dulu berlubang untuk masak cuma satu ( single)
  63. Ditika : Menggenggam
  64. Doran : Gagang Pacul/Cangkul
  65. Drigèn : Wadah Solar Ukuran Kecil
  66. Dudur : Tiang melintang di ke empat bawah molo
  67. Duk : Tali yang dibuat dari kulit pohon aren
  68. Embag : Tempat bercocok tanam yang dahulunya sebuah rawa.
  69. Èmpèr : Bagian teras rumah
  70. Èmpèran : Bagian/sambungan dari rumah jenis limasan yang berada di sisi kiri bangunan utama
  71. Empi : Alat untuk mengolah tanah pasir (sejenis sekop)
  72. Empring apus : Bambu berwarna putih kekuningan
  73. Empring lěgi : Bambu berwarna hijau
  74. Empring wulung : Bambu berwarna coklat hitam
  75. Empyak : Tulangan atap jaman dulu atau usuk dan reng atap yang sudah jadi satu.
  76. Èrět : Menarik
  77. Eyung : Berpikir
  78. Gěbang : Daun pohon aren
  79. Gěblèg : Menganyam
  80. Gěbyok : Pembatas ruangan yang berasal dari anyaman bambu
  81. Gědhèg : Anyaman bambu dengan ukuran besar.
  82. Gědhik : Kedelai yang dipanen
  83. Gělèk : Lampu sěnthir atau penerangan api dengan wadah bahan bakar dari botol kaca,bagian atas diberi sumbu.
  84. Gěmbor : Alat yang digunakan untuk menyiram tanaman
  85. Gěndurèn : Prosesi berkumpul untuk berdoa dalam rangka melaksanakan hajat.
  86. Gabug : Padi/gabah yang tidak berisi
  87. Gadhul : Kotoran yang menempel di gigi
  88. Gagaki : Kegiatan menunggu proses wiwit untuk meminta ubarampe/makanan yang disajikan waktu prosesi wiwit
  89. Galěngan : Jalan pembatas antar sawah atau pematang sawah
  90. Galar : Tempat tidur dari bambu
  91. Gaman : Alat untuk bekerja yang menggunakan semacam alat kebutuhan potong memotong pohon atau tanaman.
  92. Gamparan : Sandal jepit
  93. Gandhik : Penumbuk pasangan pipisan
  94. Gandhok : Ruang sebelah kiri dalam rumah.
  95. Gandir : Pancing
  96. Gantaran : Kipas pada mesin kapal
  97. Garu : Alat untuk meratakan tanah di sawah
  98. Gawangan : Kusen untuk memasang daun pintu
  99. Gelo : Satuan untuk menyebut rupiah.
  100. Gladhagan : Kerangka tarub yang terbuat/disusun dengan bahan bambu.
  101. Glèdhègan : Jalan masuk menuju pintu masuk tenda/tarub.
  102. Glogor : Kayu pohon randu.
  103. Glong : Wadah solar ukuran besar yang terbuat dari plastik
  104. Glugu/tirisan : Pohon kelapa
  105. Glunggěm : Perahu yang diposisikan secara terbalik.
  106. Gobang : Ember yang terbuat dari daun
  107. Gogoh : Cara menangkap ikan dengan tangan kosong atau menangkap ikan di dalam air
  108. Gombong : Kacang tanah yang masih muda
  109. Gorok : Gergaji kayu konvensional
  110. Gosrok : Alat bergerigi untuk menghilangkan atau membersihkan rumput di sela-sela batang padi
  111. Gothang : Tidak genap
  112. Grip : Alat untuk menulis di sabak.
  113. Gurutan/ Pundhungan : Proses penumpukan tanah untuk tanam benih
  114. Icir : Jala ikan yang terbuat dari bambu
  115. Ijěp : Lapisan atau filter di dalam wuwu supaya ikan tidak bisa keluar lagi.
  116. Ikěr-ikěr : Kerah baju
  117. Impun : Ikan kecil atau sekumpulan bermacam-macam anak ikan laut
  118. Incak-incak : Memisahkan beras dan menir.
  119. Intěr-intěr : Memisahkan beras utuh dan pecah
  120. Irat : Proses membelah bambu untuk keperluan pembuatan gěbyok bambu
  121. Jěmbangan : Semacam kolah dari pengaron berukuran besar atau sejenis ember besar terbuat dari tanah liat
  122. Jala : Jaring untuk menangkap ikan di pantai
  123. Jamban : Kamar mandi
  124. Jugangan : Lubang di tanah yang dibuat untuk membuang sampah.
  125. Jukung : Jenis kapal/perahu yang biasa digunakan oleh masyarakat Sanden untuk mencari ikan
  126. Jungkat : Sisir rambut
  127. Kěba : Dompet untuk menyimpan bahan kinang
  128. Kěcohan : Tempat meludah orang yang sedang nginang
  129. Kěkěp : Tutup kendhil
  130. Kělěban : Musim hujan
  131. Kělangěnan : Barang yang disukai
  132. Kěluh : Tali tambang yang dipasang di hidung sapi dan kerbau berfungsi untuk mengendalikan hewan tersebut
  133. Kěmětěp : Panas matahari yang menyengat
  134. Kěmawah : Kondisi rebusan air setelah kemrengseng tapi sebelum mendidih.
  135. Kěmbar Mayang : Sesaji simbolis dalam acara pernikahan yang di rangkaian kembar mayang terdapat beberapa ikon bentuk, yakni Manukan dari Janur, Pisang dari Janur, Keris dari Janur, dan Pecut dari Janur.
  136. Kěmproh : Keadaan suatu tempat yang basah dan menjijikan
  137. Kěmrěngěng : Kondisi rebusan air sebelum mendidih.
  138. Kěndhi alit : Wadah air yang di tutup dengan daun dhadhap srep
  139. Kěndhil : Alat untuk menanak nasi
  140. Kěndum : Kapal karam/ atau terjungkir
  141. Kěnthěng : Sebutan atau istilah untuk tali atau tampar
  142. Kěpala : Membuat mal/ukuran yang berguna untuk meluruskan tanaman padi
  143. Kěpatil : Tersengat ikan
  144. Kěpis : Tempat membawa/wadah ikan yang terbuat dari bambu
  145. Kěthip : 10 sen
  146. Kěthuh : Keadaan suatu tempat yang menjijikan
  147. Kětiga : Musim kemarau
  148. Kalèn : Sungai kecil, percabangan dari ngapur (percabangan dari sungai besar)
  149. Kali : Sungai besar
  150. Kandhi : Karung
  151. Kandhi : Wadah padi
  152. Katir : Keseimbangan perahu konvensional
  153. Katul : Pecahan lembut kulit beras.
  154. Kayu Ayu : Jenis Kayu Jawa yang mempunyai serat yang halus dan bagus
  155. Kayu Kěndhal : Jenis Kayu Jawa yang kayunya berwarna putih
  156. Kayu Wěsi : Jenis Kayu Jawa yang Dimana kalau sudah tua berwarna hitam seperti besi
  157. Kècèr : Lampu senthir besar
  158. Kitir : Calon buah padi
  159. Klěnthingan : Semacam wadah beras yang terbuat dari tanah liat.
  160. Klěnyěm : Alat pertanian yang digunakan untuk membuat gundukan tanah liat dan menaikan serta membuat pola tanah
  161. Kolah : Tampungan air atau wadah air untuk mandi
  162. Korèp : Ulat yang berada di luar buahnya
  163. Krondho : Tempat untuk membawa barang menggunakan sepeda atau motor, krondo di tumpangkan di tempat duduk bagian belakang.
  164. Kroyo : Kepiting bakau
  165. Kukupan : Wilayah dekat
  166. Kupu tarung : Sejenis daun pintu yang berjenis satu pasang/double kanan dan kiri (biasa digunakan untuk pintu depan)
  167. Lěmpung : Tanah lembut yang punya daya pelekat
  168. Lěndhut : Tanah lembut dari debu
  169. Lěp : Aliran air untuk irigasi sawah yang juga berfungsi mengaliri/mencari air untuk mengairi lahan kering atau yang belum kebagian air.
  170. Lěsung : Alat dari pangkal batang kelapa untuk merontokan padi dari tangkainya
  171. Lading : Alat pemotong atau penebang kayu dari baja.
  172. Lampor : Ombak tinggi besar menjelang bulan purnama
  173. Langge : Jaring kecil
  174. Langon : Ikan yang biasa muncul di musim dingin ( bediding) dan bilamana teknik memasaknya tidak pas akan mengeluarkan bau langu
  175. Layah : Cowek besar untuk menutup kukusan atau kuali
  176. Layap-layap : Tidak tidur tidak melek.
  177. Layur : Umpan ikan
  178. Lèr-Lèran : Persiapan tanah
  179. Limasan : Salah satu model rumah khas di jogja (jawa) yang identik dengan atapnya berbentuk seperti limas
  180. Limitan : Sejenis jalan yang terbentuk karena kebiasaan hewan ternak (sapi,kambing, kerbau, dll) ketika di gembala (rute dari kandang menuju tempat menggembala)
  181. Linět : Lumpur
  182. Lincak : Tempat duduk panjang dari bambu
  183. Lincat : Tanah liat yang sudah kering berwarna hitam.
  184. Lira : Alat ukur besarnya mata jaring
  185. Lobangan : Gundukan tanah yang dilubangi untuk ditanami benih-benih cabai, bawang merah, bawang putih
  186. Luku : Alat untuk membalikkan tanah sebelum digaru
  187. Lulup : Proses perendaman batang pohon waru
  188. Luming : Tanah basah
  189. Lumpang : Alat untuk menumbuk padi atau wadah untuk menumbuk beras menjadi tepung
  190. Lung : Ubi tanam
  191. Lungka : Tanah liat yang sudah kering berwarna putih.
  192. Lup : Kulit pohon waru
  193. Luwěng : Kompor kayu jaman dulu tapi lubang masak nya ada dua (double)
  194. Luwangan : Lubang di kuburan yang digali untuk menguburkan orang meninggal.
  195. Měgawe : Membajak sawah
  196. Měkatak : Lekas tumbuh gabah/padi atau buah padi mulai muncul
  197. Měmangsang : Musim walang sangit menyerang
  198. Měnděmi : Keracunan
  199. Měnir : Beras yang terpecah lembut.
  200. Měnthèk : Padi yang tidak berisi karena penyakit dari hama.
  201. Mětěngkisi : Padi sebelum mekatak.
  202. Mabul : Bubar, berantakan, hancur
  203. Maejan : Kayu yang ditancapkan di kuburan setelah makam dikuburkan.
  204. Majěmuk : Prosesi syukuran hasil panen di bulan Ruwah, identik dengan adanya ketan kolak.
  205. Mak jěgagik : Berdiri dengan tiba-tiba
  206. Mak tratap : Kaget
  207. Mancung : Alat untuk menimba air
  208. Manduk : Transisi intensitas ombak.
  209. Mantrol : Mantel/jas hujan
  210. Matun : Membersihkan rumput liar yang mengganggu tanaman padi
  211. Mběkèkot : Jenis rumput yang liar dan sulit dihilangkan
  212. Mbělèh Wědhus Kěndhit : Proses upacara adat menyembelih kambing yang bermotif seperti ada kain yang melingkar di perut. Prosesi ini dijadikan seni pertunjukkan di wilayah Pantai Goa Cemara Bantul, yang bertujuan juga untuk menarik wisatawan. Kulit kambing tersebut dibentuk kembali menjadi bentuk kambing yang isinya diganti.
  213. Mběthot : Mencabut buah dari tanah
  214. Mbanjari : Proses menanam padi di lahan yang sudah siap
  215. Mbrol : Fase munculnya benih padi dengan jumlah banyak
  216. Mbuwangi : Meletakkan sesaji di lokasi tertentu dekat dengan wilayah yang mempunyai hajat nikahan.
  217. Memel : Kuncian antara bawak dan doran pada cangkul
  218. Mepe : Menjemur padi
  219. Mide : Alat untuk menangkap ikan
  220. Midodarèni : Satu malam sebelum hari H pernikahan.
  221. Mingsět : Bergeser posisi sedikit.
  222. Mlathok : Membelah/memecah.
  223. Mlaya Bumi : Bepergian tanpa tujuan.
  224. Mlètrèk : Mengalir kemana mana melebihi area penanaman.
  225. Mojah : Kaos kaki
  226. Molo : Bagian paling atas rumah/genteng rumah
  227. Monèl : Mata pancing
  228. Mundhing : Tikar yang terbuat dari irisan kulit bambu
  229. Mundhungi : Membuat gundukan tanah untuk pertanian
  230. Nětěs : Menetas
  231. Ndaut : Proses mencabut benih padi yang siap tanam
  232. Ndhangir : Membuat paculan tanah diantara tanaman supaya tanahnya gembur.
  233. Ndhaut : Mencabut benih padi yang sudah siap untuk ditandur/ditanam.
  234. Ngěpak : Mewadahkan ikan
  235. Ngěrik : Ombak surut
  236. Ngěthèt : Mencari ikan dengan cara disetrum/sengat dengan aliran listrik.
  237. Nganyam : Proses membuat anyaman.
  238. Ngapur : Sungai yang mengarah dan bertemu dengan kali
  239. Ngentul : Jenis memancing dimana umpan berada dipermukaan air
  240. Ngèrèt : Proses menjala ikan dari pinggir pantai
  241. Nggěbros : Mengejar ikan
  242. Nggadoh : Sistem bagi hasil sawah/ ternak
  243. Nggagaki : Makan nasi wiwitan dalam upacara wiwit di sawah.
  244. Nggaru : Meratakan sawah
  245. Nggrějih : Hujan yang awet dengan intensitas yang tidak deras.
  246. Nginang : Mengunyah daun suruh yang bercampur dengan kinang
  247. Ngindhit : Dibawa di samping perut
  248. Ngingah : Memelihara hewan
  249. Ngingkut : Menggiring ikan
  250. Ngipuk : Menyebar benih padi/membuat benih padi.
  251. Ngisis : Mencari angin
  252. Nglincing : Daun padi yang dimakan ulat
  253. Nglipěk : Redup tapi hawanya panas tidak ada angin.
  254. Ngonthèl : Berkendara dengan sepeda
  255. Ngopèni : Memelihara, merawat , menjaga.
  256. Ngrawut : Mengambil/membersihkan sisa rumput yang sudah digosrok.
  257. Ngrèmpèsi : Mengurangi atau memotong ranting pohon.
  258. Ngurit : Proses pembenihan tanaman padi
  259. Njěgidhěg : Sebutan seseorang yang sulit diberitahu
  260. Njěněsi : Menjijikan
  261. Njaring èrèt : Mencari ikan dengan Teknik dari daratan pesisir dan tidak mengggunakan perahu di laut.
  262. Nosoh : Menumbuk beras untuk diambil katulnya.
  263. Nutu : Menumbuk
  264. Nyěblakke : Proses memanen padi ,memisahkan gabah dan pohon padi/damen.
  265. Nyěmuti : Gabah/padi yang sudah mulai tumbuh lagi.
  266. Nyěrèt : Mabuk
  267. Nyabětke : Proses merontokkan padi dari tangkainya dengan cara dipukulkan ke lěsung
  268. Nyibuk : Mengambil air
  269. Nyodho : Mencari undur-undur laut
  270. Nyubur/disubur : Mengurangi daun padi yang tumbuhnya melebihi padi yang lain.
  271. Nyuluh : Mencari ikan di malam hari
  272. Nyusuk : Menjebak ikan dengan alat
  273. Omah pupugan : Rumah semi permanen dari bambu dan beratap jerami
  274. Opèk : Memetik
  275. Pěcat Sawět : Istilah untuk menunjukan waktu jam 10 pagi tanda selesai bekerja di sawah.
  276. Pěkěn : Pasar
  277. Pěkolèh : Pas/sesuai
  278. Pělataran : Keadaan di mana kontur tanah dasar laut Pantai itu landai
  279. Pěncar : Menanam bibit
  280. Pěnduli : Menambah pupuk
  281. Pěngěrět : Tambahan tiang melintang di bawah dudur
  282. Pěngantèn : Baru mau diijabkan
  283. Pěngaron : Semacam alat/wadah untuk keperluan menanak nasi atau wadah air yang terbuat dari tanah liat
  284. Pěnggělan : Tanah tanggul
  285. Pěnikěl : Ombak paling selatan/paling belakang/urutan akhir yang paling besar
  286. Pěthèl : Jenis alat untuk merapikan,memotong atau mengurangi volume kayu (satu alat bisa untuk 2 jenis kegunaan/lepas pasang dan dinamakan pěthèl lanang dan pěthèl wadon)
  287. Pěthèt : Bibit ubi
  288. Pěthi : Tempat/kotak yang terbuat dari kayu/blabak.
  289. Pacul : Alat pertanian untuk mencangkul
  290. Pacul Pupukan : Sejenis cangkul tapi mata cangkulnya dibikin kasar supaya tidak licin
  291. Pacul Tèmblěm : Pacul utuh
  292. Padasan : Wadah air yang terbuat dari tanah liat, ada lubang kecil semacam kran untuk keluar air, biasanya untuk wudhu atau cuci tangan kaki.
  293. Pancing rawe : Menyandingkan banyak pancing
  294. Panja : Melubangi tanah atau menanam biji palawija
  295. Panjangilang : Sesaji yang ada di tenda nikahan, berjumlah dua, besar dan kecil. Panjangilang besar isinya Pisang dan Kembang Kinang, yang kecil berisi Kendhi Kecil yang berisi bumbu dapur dan beras.
  296. Pantron : Pasti, baku, pokok
  297. Pantun : Istilah atau sebutan lain dari padi
  298. Pari Gěnjah Rante : Salah satu jenis padi lokal yang tahan terhadap kadar air tinggi
  299. Pari Jěru : Jenis padi yang lama masa panennya
  300. Pari Nampat : Jenis tanaman padi yang cepat masa panennya
  301. Pasiran : Nama lain dari penyu
  302. Pasok Tukon : Pemberian dari pihak calon pengantin pria berupa barang atau uang.
  303. Patusan : Parit
  304. Paya : Angin laut yang mengandung garam
  305. Pèrèngan : Tanah miring/pinggir tegalan
  306. Pikulan : Bambu pilihan
  307. Pinangantèn : Baru dilamar
  308. Pipisan : Wadah untuk menumbuk atau melumatkan bahan jamu
  309. Plěběngan : Keadaan di mana kontur tanah dasar laut pantai itu cekung/dalam (palung laut)
  310. Plěmbir : Surat tanda kepemilikan semacam STNK.
  311. Plěpět : Proses penjepitan gebyok dengan dua bilah bambu
  312. Plusut : Penggaris untuk menggaris kayu
  313. Prampang : Hawa gerah
  314. Pringgitan : Ruang depan dalam rumah
  315. Pump : Wadah ikan yang berukuran besar
  316. Pundhungan : Lahan untuk menanam
  317. Puruk : Tempat lain
  318. Rěměgag : Padi hampir tua
  319. Rěndhěng : Musim hujan
  320. Rěndhěng : Daun/pohon kacang
  321. Rabuk Jawa : Pupuk dari kotoran sapi dan campuran dedaunan
  322. Rangkèn : Prosesi upacara sebelum menanam padi atau disebut juga dengan istilah “titip wiji”.
  323. Rase : Hewan sejenis berang berang
  324. Reja : Keadaan suatu daerah ketika sudah makmur
  325. Rèng : Kerangka atap yang diletakkan di usuk
  326. Rhu : Satuan yang digunakan untuk mengukur lahan jaman dahulu, 1 Ru = 14 M2
  327. Rob : Air lau pasang
  328. Romot : Tanaman busuk.
  329. Rumpon : Proses membuat jebakan ikan agar berkumpul
  330. Sěblak : Proses memisahkan padi dengan batangnya dengan cara dipukul ke benda keras
  331. Sělip : Berat sebelah.
  332. Sěmbrobot : Tanaman padi yang mulai tumbuh besar dan bagus.
  333. Sěnthong : Bagian/sambungan dari rumah jenis limasan yang berada di bagian belakang bangunan utama atau emperan dalam rumah yang lokasinya di bagian belakang.
  334. Sětali : 2 kěthip 5 sen
  335. Sětut : Ikat pinggang
  336. Sabak : Alas untuk menulis yang terbuat dari batu hitam
  337. Sak Anyar : Satu ikat
  338. Sak jěg-jumlěg : Setelah sekian lama
  339. Sak suku : 2 tali
  340. Samir : Alas makanan yang dibuat dari daun pisang
  341. Sanggan/songgon : Tempat bara api/arang dari sisa gergajian kayu.
  342. Sarang : Wadah makanan yang terbuat dari daun kelapa yang sudah agak tua, dan biasanya dipakai untuk kenduri sebelum ada besek.
  343. Sawět : Tali untuk menyambung racuk dan pasangan.
  344. Sawur : Beras yang dicampur dengan kunir dan uang koin.
  345. Sènggot : Timba
  346. Senggrong : Alat untuk mengambil pasir terbuat dari besi, biasanya di daerah pesisiran untuk menebar pupuk.
  347. Serok : Nama alat pertanian untuk mengangkat tanah
  348. Sèsèr : Menjaring
  349. Sindik : Pengganti paku
  350. Sirat : Ember yang terbuat dari pohon gebang
  351. Sirat : Proses pembuatan garam jaman dulu/konvensional
  352. Siwěr : Bagian samping bawah meja konvensional
  353. Slěndhěp : Akar calon kacang tanah
  354. Slèmèk : Kayu untuk nyeblakke
  355. Soca/tatal : Sisa-sisa dalam proses pemasahan kayu dengan pasah konvensional
  356. Sosoh : proses penumbukan beras agar menjadi putih
  357. Srandhal : Sandal
  358. Sudhèt : Memotong janur prosesi pembuatan sesaji.
  359. Sudhi : Tempat untuk lauk yang dibuat dari daun pisang.
  360. Sukět PKI : Di wilayah wonorejo gadingsari, ada suket PKI yaitu rumput yang tumbuh setelah adanya pemakaman korban PKI di wilayah tersebut. Suket PKI muncul di tahun 1960an.
  361. Sumur bronjong : Sumur di lahan/tanah pasir yang dibuat persegi dan agar pasir tidak longsor di talud menggunakan bronjong (anyaman bambu tetapi tebal)
  362. Susuk : Alat untuk menjebak ikan.
  363. Suwangan : Muara sungai yang akan menuju laut
  364. Těgalan : Gundukan tanah pasir yang berada diantara cekungan bubakan (umumnya berada di pesisir pantai) dan dimanfaatkan sebagai ladang pertanian
  365. Těmantèn : Sudah ijab atau nikah.
  366. Těmungkul : Padi mulai berisi
  367. Těpung : Kenal
  368. Tětapèn : Memisahkan beras utuh dan kotoran gabah
  369. Tabag : Bambu potongan yang diletakkan di kanan kiri dalam liang lahat.
  370. Tabag Pěnyěndhak : Bambu dibelah dengan ukuran kurang lebih 50cm.
  371. Tabon : Rumah pertama.
  372. Takir : Tempat untuk menaruh lauk dengan ukuran lebih besar biasanya digunakan untuk wadah nasi gurih yang terbuat dari daun pisang. Ada juga yang berbentuk kecil, disebut dengan sudhi
  373. Tambang : Sebutan lain untuk tali
  374. Tapèni : Proses pemisahan isi padi dengan kulitnya
  375. Tarib : Pagar tenda yang terbuat dari bambu.
  376. Tarub : Tenda
  377. Tatu : Terluka
  378. Tèklèk : Sandal yang terbuat dari kayu
  379. Tèkong : Mesin kapal untuk mencari ikan
  380. Tèmbèngan : Bagian atas kusen untuk daun pintu
  381. Temblem : Alat sejenis pacul namun memiliki mata cangkul yang berbeda
  382. Tenggok : Daging bambu
  383. Tenggokan : Ukuran sebagai pengganti berat pada jaman dahulu
  384. Teplok : Penerangan dari api dengan tutup dari kaca
  385. Tesmak : Kacamata
  386. Thèthèk běngèk : Banyak
  387. Thèthèl : Hilang, lepas
  388. Ting : Lampu teplok (sejenis lentera)
  389. Tingkěpan : Prosesi 7 (tujuh) bulanan kehamilan.
  390. Tinting-tinting : Memisahkan beras dan katul.
  391. Tuban : Alat untuk mengukur dan membuat Jaring
  392. Tuk : Sumber air
  393. Tumbasan : Jajanan
  394. Tumbon : Anyaman ember dari bambu
  395. Tumbu : Kulit bambu
  396. Tutu : Menanak nasi
  397. Ujug-ujug : Tiba-tiba
  398. Umub : Kondisi air yang mendidih
  399. Undhuk : Pasah kayu tradisional
  400. Undhuk lup : Alat untuk membuat profil kayu
  401. Untingi : Ditali
  402. Urèt : Hama ular di musim sebelum panen
  403. Urit : Penanaman padi dijejer dengan jarak kurang lebih 5cm.
  404. Usrěk : Banyak gerak
  405. Usuk : Kerangka atap
  406. Uwot : Jembatan kecil dari bambu
  407. Uyah Sirat : Garam yang prosesnya menggunakan air laut yang disiram ke pasir
  408. Wělat : Kulit bambu paling pinggir
  409. Wěrdi sinandi : Pitutur yang tersamar
  410. Wadung : Sejenis alat untuk menebang/membelah kayu
  411. Wana : Hutan
  412. Widhig : Anyaman janur (daun kelapa) untuk dijadikan sebagai atap tarub atau pagar yang terbuat dari anyaman daun kelapa
  413. Widik : Penutup toilet dari anyaman daun kelapa
  414. Wijaja : Sejenis tanaman bakau yang tumbuh di bulak ketep (bulak di wilayah Padukuhan Tegalrejo dan statusnya sekarang dikeramatkan)
  415. Wiwit atau wiwitan : Ritual atau berdoa sebelum masa memanen padi
  416. Wuwu : Perangkap/penjebak ikan