Lokasi

Lapangan Desa Logandeng
Plembon Kidul, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen
Gunungkidul

Tanggal

11 - 18 Oktober 2025

Pameran

Lumbung Kawruh (Gunungkidul) x A.O.D.H (Kudus)

Lokus: Ngurak-urak, Petir

Topik: isu dalam kawasan Petir, Lingkungan/Gunung Sewu
(Air/gerakan pemuda/kearifan lokal/lingkungan/karst)

TRUH

Material: Kayu, wadah air, pipa, selang, peralatan dapur, rangkaian elektronik

Ukuran: 250 x 200 x 200 cm

Tahun: 2025

Truh (air hujan) jatuh di wuwungan rumah yang serupa gunung bentuknya, menduduki lereng gunung batu karang susah air. Baik itu krêmun (rintik), baik itu riris (sedang menerus), ataupun adrês (deras), truh (air hujan) ditadahi jajaran gêndhèng krèwèng yang disangga cagak, blandar, usuk, dan rèng, menghasilkan suara pating krotok, laksana tertancapnya anak-anak panah, lantas berkumpul di talang air. Talang air tak lain adalah jalan aliran truh menuju paturasan (pancuran air) rumah, yang jika dimetaforakan seperti pancuran pada tubuh manusia. Kolah, kowèn, jêdhing, (semua jenis bak air dari batu), telah duduk di bawah paturasan (pancuran air), siaga menampung datangnya truh. Bahkan dandang, kêndhil,kwali, blèk, ember, cèrèt, dan wadah perabotan rumah tangga lainnya yang bisa didayakan untuk menampung truh segera ditempatkan di bawah "paturasan-paturasan" (pancuran-pancuran air) oleh Simbok. "Gumrojog" dan orkestratif suaranya, bersahutan ramai, mampu mengabarkan kebahagiaan hati Si Simbok.

Melalui truh (air hujan) yang jatuh di rumah yang bentuknya laksana gunung batu, Simbok menyongsong jawah, yaitu berkah dari awang-awang (langit), dalam lakunya mengelola rumah tangga dan bertani, serta berhemat dalam menjaga kehidupannya di tengah air tanah yang susah.


Catatan proses "Residensi Pekan Sowan"

Perbukitan Karst menjadi gambaran landscape Petir yang tak lain merupakan bentukan dari bentang alam bagian selatan Gunungkidul. Bentang alam ini selalu saja identik dengan isu air, mengingat susahnya mendapat air permukaan untuk bertahan hidup bagi masyarakatnya. Kolaborasi seniman di wilayah ini menatap kembali bentuk-bentuk kerja perawatan sebagai perjuangan yang dilakukan warga setempat dengan warna-warna budayanya yang tak pernah berhenti.