Pameran
Raden Kukuh Hermadi (Gunungkidul) x Titik Kumpul Forum (Yogyakarta)
Lokus: Playen, Pathuk, Jogja-Wonosari
Topik: Gerakan rural-urban (Lajon)
Catatan 60 km perjam
Material: Drawing marker pada kain bagor
Ukuran: 540 cm x 200 cm
Tahun: 2025
Lajon atau laju, meminjam makna dari fenomena yang sering dilakukan oleh mayoritas masyarakat Gunungkidul. Lajon kerap diartikan sebagai fenomena pulang-pergi dari satu tempat ke tempat lain yang ditempuh dalam satu hari, biasanya dilakukan karena adanya tuntutan yang harus dituju. Fenomena ini berawal dari satu kebiasaan yang menjadi budaya masyarakat Gunungkidul, karena mayoritas masyarakat Gunungkidul sudah melakukan lajon seperti peristiwa turun menurun dari keluarga ataupun lingkungan pendahulunya. Adanya faktor-faktor tertentu juga menjadi alasan kenapa masyarakat lebih memilih untuk melakukan lajon daripada menetap di lokasi tertentu, beberapa alasan ini seperti adanya faktor ekonomis, keluarga, dan juga lingkungan, yang menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk melakukan lajon.
Hasil dari beberapa riset yang sudah kami lakukan dengan beberapa narasumber, dapat kami simpulkan bahwa Lajon dilakukan karena adanya faktor-faktor yang kurang lebih sama antara satu dengan yang lain. Maka dari itu, kita mencoba merespon fenomena ini dengan sudut pandang lain, seperti hal-hal apa yang mereka temui, dan pada akhirnya hal hal tersebut saling berhubungan dengan alasan-alasan yang menyebabkan masyarakat memutuskan untuk lajon.
Catatan proses "Residensi Pekan Sowan"
Lajon merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Gunungkidul tentang mobilitas (perpindahan) harian dari satu tempat ke tempat lain dan kembali lagi. Topik ini menjadi bahan riset Kukuh dan Tikum Forum. Mereka selama satu pekan menemui pelaku lajon untuk mencari tahu alasan dan latar belakang mereka melakukannya. Selama melakukan riset, Tikum Forum yang berdomisili di kota Yogyakarta turut melakukan lajon untuk mengalami secara langsung.
