Hiruk Pikuk Maniak Truk

Hobi otomotif merupakan sebuah alasan populer terbentuknya banyak sekali komunitas yang berkumpul karena kesukaan terhadap bidang ini. Uniknya, tak melulu hanya mobil dan sepeda motor yang mempunyai penggemar dan komunitas yang menjamur, truk pun demikian. Jenis kendaraan yang mungkin bagi sebagian orang dicap tidak keren ini ternyata memiliki penggilanya sendiri yang jumlahnya masif. Beragam latar belakang, usia, maupun gender menjadi satu dalam banyak komunitas truk mania.

Ada beragam komunitas truk yang tersebar di penjuru Jogja yang memiliki kekhasan masing-masing. Keragaman komunitas-komunitas ini bisa terbagi karena berbagai hal, seperti jenis truk, pekerjaan, atau lingkup area komunitas itu berdiri. TMJ (Truck Mania Jogja) merupakan salah satu komunitas truk yang berbasis area. TMJ berdiri sejak 2014 dan menjadi salah satu komunitas truk tertua di Yogyakarta. Anggota TMJ sangat beragam, mulai dari pemilik usaha/juragan truk, supir truk, hingga warga umum. Tidak harus memiliki atau menyetir truk untuk bisa bergabung di dalamnya. Dalam komunitas pun, tidak ada perbedaan antara juragan dan supir. Mungkin, inilah yang bisa menjadi pembeda utama truk mania dengan komunitas otomotif lainya, ia bisa merangkul lebih banyak lapisan sosial.

Selain TMJ, ada UMJ (Umplung Mania Jogja) dan JEF (Jogja Engkel Family), dua contoh komunitas yang berdasar pada jenis truk. Truk umplung merupakan sebutan untuk truk Mitsubishi Colt Diesel FE yang diproduksi pada tahun 1979 hingga 1997 dengan ciri khas kabin atau kepala berwarna kuning, sedangkan truk engkel adalah sebutan untuk truk berkapasitas kecil dengan roda empat yang tidak spesifik pada satu merek kendaraan saja. Sementara pada klasifikasi komunitas berdasarkan jenis pekerjaan, salah satu contohnya adalah PSTG (Persatuan Supir Truk Gunungkidul). 

Komunitas-komunitas ini berperan penting dalam kehidupan para truk mania. Selain sebagai sarana bersosialisasi, komunitas juga menjadi tempat untuk berbagi beragam info seperti lowongan pekerjaan, dan juga informasi darurat seperti meminta bantuan ketika truk mogok ataupun laka lantas.

Sebagai moda transportasi, truk memegang peran vital terutama dalam sektor logistik dan transportasi. Frekuensi tinggi penggunaan truk menyebabkan peremajaan truk menjadi hal wajib yang tidak boleh diabaikan.Aziz Bendol yang dulunya menjadi supir truk, semenjak juragannya sakit keras pada awal pandemi, beralih profesi dengan membuka bengkel truk. Dengan modal tabungan dan ilmu perbengkelan otodidak, Aziz nekat membuka bengkel yang kemudian diberi nama AB Karya. AB Karya banyak mengerjakan reparasi dan variasi truk. Dalam perjalanannya menjajaki usaha bengkel truk selama 2 tahun, Aziz sempat putus asa karena bahan baku besi melonjak mahal dan banyak konsumen yang berhutang. Namun, AB Karya tetap berdiri teguh hingga sekarang. Walau tak dipungkiri, bagi Aziz, kadang menjadi supir truk lebih menyenangkan, "Istilahnya, dolan tur dibayar," pungkasnya.

Selain bengkel, modifikasi truk juga mewarnai jagat truk mania. Modifikasi truk acapkali berfungsi untuk membangun identitas sebuah truk atau bisa disebut juga branding truk. Para truk mania banyak melakukan modifikasi dari skala kecil sampai besar-besaran guna mendapatkan tampilan truk yang sesuai dengan keinginan dan citra sang pemilik. Agus Jeblok Shipman dan Budi New Manja adalah beberapa nama yang tak asing ketika membicarakan modifikasi truk dari Jogja. Banyak piagam kontes truk yang berhasil dibawa pulang melalui truknya masing-masing. Agus Jeblok dengan truk Shipman Putra Tegar yang bernuansa Jogja dengan latar warna hitam gagah, sementara Budi dengan duo truk New Manja kebanggaan Gunungkidul.

Agus mulai memodifikasi Shipman pada tahun 2018 dalam rentang waktu satu bulan. Modifikasi ini awalnya ditujukan untuk mengikuti kontes truk JTF (Jogjakarta Truck Festival) di JEC. Seiring berjalannya waktu, proses modifikasi terus dikembangkan Agus, salah satunya dengan mengukir bagian mesin truk. Selain truk hitam bertema Jogja, ukiran di mesin tersebut juga menjadi ciri khas dari truk Shipman.

Sementara itu, Budi bersama putra sulungnya Dapin mulai memodifikasi truk New Manja setahun belakangan. Truk berlatar putih dengan motif warna-warni hasil lukis tangan manual merupakan konsep Dapin. Sementara Budi, ia lebih memilih nuansa kalem pada tampilan luar truknya, tetapi merombak besar-besaran bagian interior bak truk yang kemudian dijadikan sebuah kamar tidur lengkap dengan fasilitas penunjang, seperti kasur, AC, TV, dan kulkas. Motivasi Budi sederhana, "Biar tidak repot ketika bepergian harus cari penginapan," ungkapnya. Selain itu, Budi juga memberikan sentuhan teknologi pada truknya, yakni beragam kontrol truk yang dapat diakses melalui handphone. Kini Budi tidak perlu lagi masuk ke dalam kabin untuk menghidupkan dan mematikan mesin atau menyalakan lampu dan fungsi-fungsi lainnya.

Melalui branding truk dan komunitas yang besar, para truk mania juga merambah ke dalam dunia merchandise. Produk-produk yang umum dijual berupa kaos dan stiker. Keuntungan dalam penjualan merchandise, salah satunya digunakan sebagai modal utama bagi komunitas TMJ untuk menyelenggarakan kopdar tahunan. 

Selain produk-produk tersebut, ada pula merchandise truk yang lebih serius, yakni miniatur truk. Tidak berhenti sebagai produk saja, miniatur truk bahkan memiliki komunitasnya sendiri, salah satunya adalah komunitas Miniatur Truk Jogja (MTJ).

Sore itu, belasan anggota MTJ hadir dalam kopdar di Piyungan. Komunitas yang berdiri sejak 3 tahun yang lalu ini rata-rata merupakan perajin miniatur truk. Sebagian besar miniatur truk buah tangan mereka berupa RC (remote control). Komunitas ini juga digunakan untuk ajang bertukar ilmu dalam praktik pembuatan miniatur truk secara mandiri. Skala 1:14 dan 1:10 merupakan perbandingan ukuran truk asli dan miniatur yang paling sering digunakan.

Selayang pandang, truk lekat dengan maskulinitas. Ini tercermin dari dominasi laki-laki di dalam ekosistemnya. Namun, jika ditelusuri sedikit lebih dalam, agaknya pandangan tersebut tidak melulu tepat. Banyak perempuan yang juga maniak truk, kemudian banyak disebut dengan istilah "ladies truck".

Ditemui di acara kopdar truk anniversary Jogjess (Jogjakarta Express) di area parkir barat Monjali, Alvina mengaku mulai suka truk sejak tahun 2019 saat duduk di bangku SMP. Perempuan asal Temanggung ini beberapa kali mendatangi kopdar truk di beberapa daerah, seperti Jogja dan Banjarnegara. Sementara Desiva, ia mengaku pernah mengikuti kopdar di Rembang yang berjarak kurang lebih 200 kilometer dari tempat tinggalnya di Wonogiri. Desiva menceritakan kalau ia mulai tertarik dengan truk semenjak lingkaran temannya kebanyakan para truk mania, terlebih mantan kekasihnya yang juga pecinta truk.

Selain sebagai ajang silaturahmi, kopdar truk juga banyak dirayakan dengan membuat beragam konten untuk media sosial. Selain ladies truck yang giat berpose di depan truk, mudah ditemui punggawa akun CCTV Truk dibalik layar ponsel mereka. CCTV Truk adalah sebutan untuk individu atau sekelompok orang yang gemar mendokumentasikan truk untuk kemudian diunggah di media sosial. Akun-akun CCTV Truk semacam ini banyak dijumpai di Instagram.

Akun CCTV, khususnya di Jogja, banyak didominasi oleh anak-anak muda yang rata-rata berusia di bawah 20 tahun. Selain di kopdar-kopdar truk, mereka juga melakukan kegiatan nyodrek (istilah mereka untuk membuat konten-konten truk) di jalanan. Sebagian besar dari mereka nyodrek dengan cara mengikuti truk di jalanan sejauh beberapa kilometer, meskipun terkadang masih ada yang nyodrek dengan cara menunggu truk lewat di satu lokasi. 

Aksi truk oleng (truk goyang zig-zag) adalah salah satu yang ditunggu-tunggu para CCTV Truk penyuka adrenalin. Aksi-aksi semacam ini membahayakan bagi diri sendiri maupun bagi pengendara lain sehingga banyak menuai kritik, tak terkecuali dari anggota komunitas-komunitas truk yang lebih senior. Mereka menilai aksi semacam ini hanya akan membuat konotasi-konotasi negatif di seputar kultur truk semakin menguat.

Menjelajahi seluk-beluk kehidupan para pecinta truk di Jogja niscaya akan menumbuhkan beragam kesan, terlebih bila kita mengurai satu-persatu elemen dalam ekosistem komunitas truk yang masing-masing memiliki daya kejut tersendiri. Upaya komunitas truk mania untuk terus bisa solid, egaliter, dan dapat menjangkau segala lapisan masyarakat ini bisa menjadi inspirasi kita semua.

Foto dan teks: Rangga Yudhistira
Asisten fotografer: Irene Sonia

Cerita Lainnya