Transgender hanging diary book: montage project

Jessica Ayudya Lesmana

Transgender Hanging Diary Book: Montage Project

Mixed Media

Variable Dimension

2021


Kegiatan bermontase adalah kegiatan menempel, menggunting, dan membongkar kembali bidang lama menjadi bentuk baru. Hal ini sama persis dengan penyesuaian tubuh individu transgender yang menggunakan "montase" untuk mengubah bagian tubuh mereka menjadi yang diinginkan. Kegiatan montase pada dasarnya memiliki beberapa langkah: 1) menggunting bidang atau materi lama untuk disiapkan, dikurasi, dan dikumpulkan. Analogi ini sama seperti transgender perempuan yang mulai memakai riasan dan atribut feminin; 2) menempelkan materi pada bidang baru sesuai komposisi. Ini bisa menjadi analogi transgender menyesuaikan diri dalam masyarakatnya dengan mengoperasi bagian tubuh tertentu agar berfungsi secara sosial sebagai perempuan; 3) montase kemudian dilabeli dan diberi bingkai. Kegiatan ini filosofinya sama dengan individu transgender yang memberi asupan baru pada transisi kehidupan mereka, memberi nama diri sesuai peran dan menjadi diri seutuhnya.

Potongan Kehidupan. Kehidupan transpuan tak jauh dari usaha mereka bertahan hidup di kota besar. Mayoritas transpuan bekerja sebagai pekerja hiburan malam dan pengamen karena kesulitan mencari pekerjaan yang inklusif bagi mereka.Hal ini menambah pengertian yang keliru bahwa transpuan adalah individu kasar, jahat, dan sering berkeliaran di malam hari. Potongan-potongan kehidupan transpuan selalu menyisakan kata-kata yang sering kita dengar, yaitu diskriminasi, perundungan, dan ketidakadilan. Lalu, akankah semuanya berproses, menjadikan kehidupan transpuan lebih baik? Jawabannya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Sang Penghibur. Bagaimana sang penghibur dapat bertahan di masa pandemi? Dengan cara tetap bertahan sebagai penghibur. Apa yang dilakukannya? Dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan orang lain dan membuatnya lega. Di mana aktivitas itu berlangsung? Lewat jalanan dengan menjadi manusia silver atau lewat media sosial dengan menjadi beauty blogger. Semuanya dilakukan untuk bertahan pada masa pandemi.

Corona yang Indah. Pandemi membuat hampir semua orang merugi. Virus ini berdampak secara sosial maupun ekonomi bagi masyarakat, tak terkecuali kelompok transgender. Transgender perempuan (transpuan) di salah satu kota besar mendapat tugas sebagai individu yang menakutkan dan penjaga ketertiban bagi pengendara mobil atau motor yang tidak memakai masker. Dampaknya, kelompok transgender semakin tersudut dan dianggap sebagai "virus" masyarakat. Mereka menjadi pelaku sekaligus korban, satu sisi mereka melakukan pekerjaan sebagai penghibur jalanan yang dibayar, tapi pada akhirnya mereka menjadi korban stigma.

Drama Daster merupakan bagian dari proyek Ibu. Montase ini bercerita tentang betapa perempuan sering dinilai dari apa yang dikenakan. Berkaitan dengan itu, harga baju dan kebutuhan perempuan sering berbeda dengan lelaki di pasaran, hingga mencapai setengahnya. Namun, bila perempuan mengenakan daster yang mahal sekalipun, nilai domestiknya tetap muncul. Mereka tetap diberi anggapan "perempuan bau daster" atau "emak-emak bau daster". Kedua anggapan ini menyatakan daster berasosiasi dengan kegiatan perempuan di dapur. Montase ini mengumpulkan warna-warni daster dan mengambil intisari bahwa pekerjaan domestik perempuan sudah selayaknya diberi label kerja.

Proyek Rahim adalah montase dengan karakter rahim. Proyek ini berangkat dari wacana trans-eksklusif feminis radikal yang melihat kelompok transgender tidak diakui sebagai perempuan secara sosial. Salah satu alasannya merujuk pada keadaan biologis transgender yang tidak memiliki rahim. Perjuangan identitas transpuan untuk menjadi perempuan tidak dianggap. Sebaliknya, hal ini malah menjadi perundungan. Proyek Rahim merefleksikan betapa kuatnya rahim sebagai identitas perempuan sehingga pengalaman transpuan sebagai perempuan sering diabaikan.

Hantu yang Penuh Kasih. Salah satu nilai feminisme dapat kita pelajari melalui sifat dua hantu perempuan yang melegenda, kuntilanak dan wewe gombel. Dua hantu ini cukup populer dan ditakuti karena dianggap sebagai pengacau. Namun, stigma negatif menempel pada keduanya selama-lamanya. 

Kuntilanak dan wewe gombel memiliki sifat yang sebenarnya bisa ditiru. Kuntilanak adalah seseorang yang terbunuh di saat sedang hamil tua. Ia menjadi arwah penasaran untuk membalaskan kepedihan anaknya karena merasa anaknya tak bersalah. Manusia seharusnya tidak menganiaya dan membunuh orang lain. Namun, tindakan membunuh dan menganiaya perempuan hamil masih terjadi di era digital sekarang. Wewe gombel juga sering disalahpahami. Hantu ini sangat mencintai anak-anak hingga ia menyelamatkan anak-anak dengan menculiknya di waktu petang datang. Tindakan menculik ini sebetulnya bentuk kasih wewe gombel karena ia begitu mencintai anak anak.

Carik (Cerita Menarik). Bercerita merupakan salah satu kegiatan yang mengeksplorasi bahasa. Bercerita akan meluaskan informasi dan membuat bahasa komunikasi menjadi tampak. Bercerita juga sebagai suatu tantangan di masa-masa sulit akibat pandemi ini. Menceritakan pengalaman pahit di-PHK atau keluarga terdampak Covid-19 tidaklah mudah. Bercerita adalah salah satu aktivitas kebudayaan yang perlu dilestarikan. Bercerita melibatkan penciptaan dan penemuan yang terus-menerus. Dengan bercerita, manusia dapat melegakan sedikit kesusahannya dari himpitan nestapa. 

Aksara Waria merupakan bagian dari proyek Ibu. Pembuatan huruf dengan kesan garis lengkung dan simbol hati dalam kartu as menjadi variasi abjad yang dinamakan aksara waria. Karya ini berangkat dari pengalaman seniman mendengarkan percakapan khusus yang diungkapkan sehari-hari oleh kelompok transpuan. Bahasa ini sering disebut dengan bahasa binan atau juga bahasa ngondek.

Bahasa binan banyak sekali variasinya, semisal menambahkan imbuhan -ong pada kata asli (contoh: bencong ‘banci’, lekong ‘laki-laki’, sekong ‘sakit’) atau membandingkan kata yang berbeda tapi dimaknai sama (contoh: mursida ‘murah’, maharani ‘mahal’). Tujuan pembuatan huruf aksara waria ini adalah mempertegas kembali keberadaan budaya carik eksklusif yang dihidupkan oleh kelompok waria. Aksara tersebut diciptakan sebagai pengingat terhadap bahasa waria. 

Pajangan. Lantas, apa yang terimajinasi di kepala kita bila mendengar kata pajangan? Gambaran yang muncul paling tidak adalah sesuatu yang utuh, tapi tidak digunakan dan hanya sebagai pemanis. Apakah pajangan bisa berfungsi dengan baik? Seperti halnya bunga pajangan yang membuat suasana ruangan lebih hidup. Pajangan memang bukan hal yang utama, tapi menyimpan banyak teka teki. Keberadaan pajangan akan membuat sesuatu semakin lengkap, tapi menjadi masalah bila tidak ada. Posisi transpuan seperti halnya pajangan, tidak memiliki akses bekerja yang setara dalam sistem formal.

Pendidikan Homeschooling untuk Transpuan. Karya ini menceritakan hak transpuan untuk mendapatkan pendidikan dalam ruang aman, baik pelecehan maupun perundungan. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah homeschooling. Saya sangat mengharapkan homeschooling terselenggara gratis karena metode pendidikan ini dapat membuat jiwa dan kreativitas transgender tidak terganggu. Selain itu, metode ini lebih fleksibel bagi kelompok transpuan mengembangkan diri.


Tentang Seniman

Jessica Ayudya Lesmana (1993) memulai keseniannya sejak tahun 2017 lewat band transgender pertama di Indonesia, Amuba. Dalam kekaryaanya, ia menggunakan metode laku aktivisme dan mencatat kehidupan pinggiran masyarakat lumpen. Ia aktif menjadi kontributor tulisan di media perempuan dan minoritas konde.co. Ia pernah menjadi aktor transgender dalam perhelatan Bangkok International Performing Art Meeting. Ia menyelesaikan proyek Ibu di Cemeti Art Institute dengan media tulisan yang berkembang menjadi bermacam macam medium, montase dan performance. Karyanya berlatar belakang kehidupan transgender dan pekerja seks yang masih bias stigma.

Pameran Lainnya