Pertunjukan FKY

Program Pertunjukan FKY akan menampilkan beberapa pertunjukan dari tiga disiplin kesenian yang berbeda. Ada teater, tari dan panggung sastra. Tiga model pertunjukan akan saling silang merajut tema besar FKY 2023 yaitu “Ketahanan Pangan”.

Pertunjukan Teater

Pertunjukan teater sebagai sebagai sebuah sajian, memilih dua pendekatan kerja yang berbeda. Pertama, model pendekatan penciptaan pertunjukan berbasis kolaborasi, di mana tim program FKY 2023 menyusun tim pengarah dan mengajak warga dan komunitas gejok lesung di Kecamatan Temon, Kulon Progo, untuk terlibat dalam pertunjukan. Dengan tajuk “Adege Astana Girigondo” lokon ini direncanakan mengusung praktik pembacaan naskah berbingkai kethoprak lesung.Kedua, model pertunjukan showcase, yang pada gelaran tahun ini dibawakan oleh Teater Koma. Teater asal Jakarta tersebut membawakan naskah yang sesuai dengan tema penyelenggaraan FKY 2023. Pada dasarnya, dua model kerja di atas menjadi etalase keragaman spektrum bentuk dan metode penciptaan peristiwa pertunjukan, baik melalui strategi penciptaan kelompok tertentu maupun kolaboratif dan partisipatif.

Pertunjukan teater akan dilaksanakan dua kali di dua tempat yang berbeda. Tanggal 8 Oktober 2023, di MasjidKompleks Makam Astana Girigondo, Kulon Progo. Dan 4 Oktober 2023 di Taman Budaya Yogyakarta, Kota Yogyakarta.

Teater “Adege Astana Girigondo”

Lakon ini hendak menggarisbawahi bahwa perpindahan pasareyan keluarga Pakualaman dari Kotagede ke Girigondo adalah sikap politik kerendahan hati dari friksi keluarga pangeran sejak dari 1811 yang memuncak pada Perang Diponegoro. Hal tersebut berlanjut pada friksi pemakaman Kotagede-Imogiri yang dilatarbelakangi distribusi komoditas ekspor melalui pelabuhan Semarang dan Cilacap, didukung oleh kemajuan jalur darat yang berupa kereta api, dan terkunci oleh sungai Code. 

Lakon ini direncanakan merupakan praktik pembacaan naskah berbingkai kethoprak lesung. Lakon ini dimaksudkan untuk melihat ulang peristiwa sejarah dipindahnya makam keluarga Kadipaten Pakualaman dari Kotagede ke Girigondo Kulon Progo. Situasi sejarah yang seperti apa yang terjadi berbarengan dengan perpindahan tersebut.

Aktor

Margono Wedyopranasworo

Patah Ansori

Penari Sajiwa 

Pemain Gejog Lesung Grup Gejog Lesung Kec. Temon

Pemain Keroncong Grup Keroncong di Kulonprogo

Dalang dan Pengrawit Wayang Kombes 

Penata Kostum Samsi Serasa Ebiet

Koordinator Kuliner Warga Sekitar Makam Girigondo

Narasumber Sejarah Juru Kunci Makam dan Pak Satpam Warga Sekitar Makam Girigondo 

Tim Produksi

Direktur Artistik Arif Nur Cahyo

Co. Direktur Artistik Ikun Sri Kuncoro 

Penulis Naskah Ikun Sri Kuncoro

Pimpinan Produksi Irfanuddien Ghozali

Asisten Produksi Yesa Utomo

AnggotaTim Produksi

Fatah Yusi 

Acis 

Lintang 

Marwan ER

Pak Satpam Warga Sekitar 

Makam Girigondo

Teater Koma

Teater Koma akan mementaskan pertunjukan berjudul “Bisul Semar”, sebuah naskah yang ditulis dan disutradarai oleh Budi Ros. “Bisul Semar” bercerita tentang Semar yang terus-menerus diganggu oleh penyakit bisul yang tumbuh di kepalanya. Jika bisul itu tumbuh, Semar tak bisa berpikir jernih untuk memilih mana yang baik dan bukan. Lalu dipanggillah seorang dokter, Srimul, untuk memeriksa kepalanya. Celaka, dokter berkata bahwa tak ada bisul di kepala Semar dan ia sedang cari sensasi dan kegaduhan. Maka makin membesarlah konflik keluarga Semar dan si dokter.

“Bisul Semar” merupakan produksi ketiga bagi Teater Koma yang dipentaskan di Yogyakarta. Setelah tahun 1992 dan tahun 2004 mementaskan lakonnya di Yogyakarta.

Susunan Produksi

Naskah dan Sutradara Budi Ros

Pemain
Budi Ros, Rita Matumona, Dana Hassan, Nino Bukir, Zulfi Ramdoni

Penata Artistik Idries Pulungan

Penata Musik Fero A. Stefanus

Penata Cahaya Mamed S.

Penasihat Rias Subarkah Hadisarjana

Multimedia Deden Bulqini

Pengarah Teknik Tinton Prianggoro

Penata Rias dan Rambut Sena Sukarya

Penata Busana Rima Ananda

Manajer Panggung Sari Madjid

Pimpinan Produksi Rasapta Candrika

Pertunjukan Tari

Pertunjukan tari akan membaca perempuan dalam seni tari dan ruang domestik seperti dapur yang masih menjadi pertanyaan yang menarik. Peristiwa pertunjukan tari akan dibawakan oleh dua penari perempuan, yaitu Fitri Setyaningsih dan Kinanti Sekar Rahina. Selain itu Uni Hartati, koreografer senior asal Padang Panjang yang tinggal di Jakarta juga akan membawakan topik serupa, ketahanan pangan yang bermula dari ruang domestik yaitu meja makan. Kemudian semangat ketahanan dan keberlanjutan akan dipresentasikan melalui hasil sowan dari seniman muda dari 4 kabupaten dan 1 kota D.I. Yogyakarta kepada seniman tradisi senior. Anter Asmorotedjo juga akan hadir di ruang pameran FKY kali ini dalam rangka mempersepsi ulang pengetahuan tentang ketahanan pangan melalui salah satu karya dari perupa Wisnu Ajitama.

Pertunjukan Tari akan berlangsung pada 30 September, 11 Oktober, dan 13 Oktober 2023. Lokasi pertunjukan ada di Gedung Kesenian Wates dan Taman Budaya Kulon Progo.

Pertunjukan Tari "Lumbung Sri"

Sinopsis Pertunjukan

Dewi Sri dikenal sebagai lambang kemakmuran, yang kadang kala disebut sebagai Dewi Padi. Ia adalah pelindung padi dan makanan pokok masyarakat. Dewi Sri mengatur kehidupan dan memberkahi panen padi yang berlimpah. Ia adalah simbol kehidupan yang mengendalikan bahan makanan di bumi.

Namun, sosok Dewi Sri juga mengingatkan kita pada aspek lain, yaitu kemiskinan, kelaparan, dan hama penyakit. Dewi Sri adalah ibu kehidupan yang memengaruhi segala aspek keberlangsungan hidup.

Dalam era modern ini, keyakinan akan Dewi Sri dan koneksi manusia dengan alam semakin luntur. Ritual-ritual tradisional yang menghormati Dewi Sri semakin jarang dilakukan, dan keyakinan akan kemampuan tanah untuk memberikan sumber daya pangan mulai merosot. 

"Lumbung Sri" mengajak kita untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan alam dan pentingnya menjaga keseimbangan dengan sumber daya alam yang kita miliki.

Koreografer

Anter Asmorotedjo

Penari

Baira Puspa
Clepret
Agatha Ratu
Tirza Ong

Stage Manager

Dika Aji

Penata Kostum

Anang Why

Pertunjukan Tari "Tumbuh Tanpa Bumi"

Hartati

Sinopsis Karya 

Pertunjukan ini mengambil ide gagasan dari alih fungsi lahan. Bagaimana sawah dan ladang tidak hanya tempat untuk menanam padi atau tanaman lainnya, tetapi juga situs untuk mempelajari sekaligus mempraktikkan falsafah hidup. Pelan-pelan, seiring beralihnya penggunaan sawah-ladang menjadi lahan multi-fungsi, kebijaksanaan hidup pun tak menyisakan apa-apa selain kecurigaan yang terus meningkat dan perselisihan yang semakin kentara. Sawah-ladang tidak hanya tempat untuk menanam padi atau tanaman lainnya, tetapi juga situs untuk mempelajari sekaligus mempraktikkan falsafah hidup. 

Penari:

Davit Fitrik
Eyi Lesar
Densiel Lebang
Siti Alisa
Tri Aggara
Fitri Anggarini
Menthari Ashia

Tim Produksi

Komposer

Jumaidil Fisdaus

Penanggung Jawab Artistik

Clink Sugiarto 

Asiaten Lighting Designer Devi Eka

Penulis Gagasan

 Heru Joni Putra

Stage Manager

Rr. Firsty Dewi

Pelaksana Produksi

 Diliani

Panenswara

Program ini menghadirkan pertunjukan musik kolaborasi antara musisi nasional dan musisi lokal yang kerap tampil pada suatu helatan upacara panen/persiapan tanam di daerahnya. Dengan kolaborasi ini dapat tercipta dialog musik antar idiom sebagai ekspresi saling mengunjungi, sekaligus menghasilkan karya bersama yang menggabungkan banyak entitas dan pengalaman. Musisi lokal direpresentasikan dengan Sanggar Seni Dusun Clapar, sementara Musisi Nasional hadir dalam sosok Tesla Manaf.

Pertunjukan digelar pada Jumat, 29 September 2023, pukul 15.00 WIB di Dusun Clapar, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulon Progo.

Parade Performance Art

Program parade performance Art akan menghadirkan beberapa karya performance yang mengusung tema ‘Ketahanan Pangan’. Ada dua bentuk performance art yang akan hadir dalam parade kali ini. Iwan Wijono akan hadir dengan membawakanSeni Performans Rematriasi. Dengan judul utama “Bersapa Ibu Pertiwi”. Terakhir performans akan dibawakan oleh pelaku seni tari hasil dari program sowan “Ngunduh wiraga”.

Parade Performance Art akan berlangsung pada, 11, 12 Oktober.Di Gedung Kesenian Wates.

AGENDA

Jumat, 29 September 2023
19.30 - 22.00
Pertunjukan FKY - PANENSWARA

Tesla Manaf - Karawitan Trisula - Jathilan Clapar (Bintang Tamu)

Sabtu, 30 September 2023
14.00 - 16.30
Pertunjukan FKY - Tari Anter Asmorotedjo

Anter Asmorotedjo

Rabu, 04 Oktober 2023
19.30 - 21.30
Pertunjukan FKY - Bisul Semar

Teater Koma

Minggu, 08 Oktober 2023
08.00 - 15.00
Pertunjukan FKY - Adege Astana Giriganda

Kagama Teater, Komunitas Tari Sajiwa, Wayang Kombes, Keroncong Pengasih, Kethoprak Gejog Lesung, Kecamatan Temon

Rabu, 11 Oktober 2023
15.30 - 18.30
Pertunjukan FKY - Sowan - Ngundhuh Wiraga (Tari)

1. Damas Ilham (Sleman) x Totok
2. Andi Setiawan (Bantul) x Yata
3. Ghandi (Kulon Progo) x Damar
4. Shifa Lavida Yudi Saputri (GK) x Agus
5. Icha Fikri Kurniawan (Kota) x Sudiharto

19.30 - 21.30
Pertunjukan FKY - Pertunjukan Tari "Tumbuh Tanpa Bumi"

Uni Hartati

Kamis, 12 Oktober 2023
15.30 - 17.30
Pertunjukan FKY - Performance Art "Ibu Pertiwi"
Iwan Wijono
Jumat, 13 Oktober 2023
15.30 - 17.30
Pertunjukan FKY - Pertunjukan Tari "Dialog Horisontal"

Fitri Setyaningsih - Kinanti Sekar Rahina