Glosarium Telusur Tutur
Temuan istilah di wilayah Kapanewon Pleret
- Alusan : Sebutan bagi pemeran berwatak baik dalam pementasan ketoprak
- Ambèn : Tempat tidur atau duduk; bangku lebar terbuat dari besi, bambu, ataupun kayu untuk tidur atau duduk
- Ampang : Sesuatu hal yang mudah atau hal yang biasa saja; hambar
- Angkur : Batas cetakan pada batu bata
- Anglo : Alat masak tradisional yang terbuat dari gerabah; tungku kecil dengan arang sebagai bahan bakarnya
- Arang-arang : Jarang-jarang
- Areng : Arang; bahan bakar yang hitam warnanya dibuat atau terjadi dari bara kayu dan sebagainya yang dipengap; bahan bakar tradisional untuk memasak, biasanya terbuat dari kayu atau tempurung kelapa; kayu (tempurung kelapa, dan sebagainya) yang telah hangus terbakar
- Arit : Alat untuk memotong rumput yang berbentuk seperti bulan sabit, biasa juga disebut sabit; pisau bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput, padi, dan sebagainya; sabit; pisau penyadap
- Arit Susruk : Pisau bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput ukuran pendek, padi, dan sebagainya; sabit
- Asahan : Alat yang terbuat dari batu untuk menajamkan senjata tajam; pasah
- Aseman : Sela-sela jari; landasan; tumit kuda
- Awar-awar : Tanaman perdu berdaun kecil; sejenis tumbuhan yang termasuk kerabat beringin
- Babad : Menebang; membersihkan pekarangan atau sebidang tanah dengan cara memotong rumput atau ilalangnya; memotong rumput hanya bagian permukaan atas
- Babad Alas : Membuka sebuah kawasan atau lahan; membuka kawasan perkampungan
- Babak : Istilah lain pada adegan ketoprak
- Bajak : Alat untuk mengolah tanah persawahan
- Bandongan : Metode belajar yang di dalamnya terdapat seorang guru yang membaca suatu kitab dalam waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama; Metode ngaji dengan guru/Kiai yang mengajarkan banyak santri.
- Bangsal : Bangunan memanjang tempat menunggu/beristirahat; sebuah bangunan memanjang; sebuah bangunan pangeran di sekitar Kraton
- Batel : Alat untuk memotong besi
- Batih : Sebutan lain untuk Istri
- Bedah : Jebol
- Bedah ram : Tanggul yang jebol
- Bedhil : Pistol; senjata api (terutama senapan model kuno)
- Bendho : Parang besar; arit besar untuk memotong kayu dan tulang; pisau bermata satu yang meiliki berat tidak ringan, berguna untuk daya potong yang lebih besar daripada pisau biasa.
- Blangus : Selongsong penutup yang terbuat dari kulit atau rotan yang dianyam untuk menutup moncong hewan (mis. sapi) (supaya jangan menggigit)
- Blantik : Makelar hewan; seseorang yang menjual untuk orang lain berdasarkan komisi; agen
- Blawur/mblawur : Pandangan yang terlihat tidak jelas
- Bogem : Bodhem; Palu besar untuk menempa besi
- Bongkok : Satuan ukuran ikatan pada kayu, rumput, dll. dalam jumlah besar
- Brak : Tempat pembakaran bata
- Brasak : Sebutan bagi pemeran berwatak kasar,jahat dalam pementasan ketoprak.
- Capung : Sebutan untuk tentara di jaman perang yang bertugas mengabarkan pada warga jika pasukan Belanda datang menggunakan helikopter
- Dadah : Pijatan lembut anggota tubuh anak atau bayi
- Dalah : Sinonim dari kata lan, sarta, yang bermakna ‘dan’
- Dapukan : Pemeranan (penokohan pada pementasan)
- Diager : Mengeringkan batu bata
- Dian téplok : Lampu tempel yang bersumbu dan menggunakan bahan bakar minyak
- Disèsèk : Menghaluskan adonan pada cetakan agar rapi
- Ditambat : Hewan ternak yang ditali pada sebuah benda/tempat
- Ditari : Ditawari sesuatu
- Empal : Daging bacem yang digoreng
- Empu : Orang yang ahli dan bertugas membuat pola atau bentuk senjata dan alat pertanian
- Ènget : Ingat atau tidak lupa
- Gabrus : Mengumpulkan tanah liat dan dikucuri air hingga menemukan tekstur yang sesuai
- Gaman : Sebutan lain untuk senjata
- Gandrung : Adegan mesra yang sudah menunjukkan saling cinta dalam sebuat pementasan seni (mis. ketoprak)
- Gangsa : Teknik memasak hingga setengah kering; tumis; menumis agar bumbu meresap
- Gantal : Daun sirih yang diikat dengan benang untuk upacara panggih atau sajen
- Garan : Gagang atau pegangan senjata tajam, biasanya terbuat dari kayu
- Garang : Memanaskan (mengeringkan, memasak) di atas bara api; memanggang; mengganggang
- Gathul : Cangkul kecil untuk mengolah tanah; cangkul kecil untuk menanam kacang, jagung, dan kedelai.
- Gedhogan : Kendang kuda
- Gedhong : Bangsawan; komplek makam bangsawan (khususnya di Dusun Jejeran)
- Gègèr : Masa perang; keributan, kekacauan, gejolak, kerusuhan
- Gèmbèl : Domba; jenis kambing yang berbulu keriting tebal berwarna putih
- Gendring : Lari dengan langkah cepat tanpa menoleh ke belakang
- Gosrok : Alat untuk menyiangi gulma atau rumput di sawah agar tanah menjadi gembur
- Gram : Alat untuk menggantung daging, terbuat dari besi yang ujungnya runcing
- Granggan : Sebutan lain dari bambu runcing
- Grénda : Batu asahan yang berputar; batu canai; batu kisaran; alat perkakas yang digunakan untuk memotong maupun mengikis permukaan yang akuratanya sangat kecil
- Grèthèh : Melakukan sesuatu apapun dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian
- Gulai Jeroan : Gulai yang bahannya dari bagian dalam hewan ternak
- Jejer : Berdiri tegak
- Jonggrong : Menilai hewan ternak hidup untuk dibeli berdasarkan ukuran fisiknya tanpa menimbangnya.
- Jongki : Tukang masak; koki
- Kabisan : Istilah lain dari kepintaran
- Kamijèn : Merasa sendiri/tidak punya teman
- Kecik arang : Arang kecil untuk bahan pembakaran batu bata; pecahan kecil-kecil dari arang
- Kedayohan : Kedatangan tamu, istilah yang akrab didengar dalam dialog ketoprak
- Kelèt : Proses menguliti hewan; membeset (membuang atau mengambil) kulit
- Keluhan : Tali atau tampar yang dipasang di hidung untuk mengendalikan hewan ternak (Sapi, kerbau)
- Keprak : Sebutan lain untuk Kenthongan yang memberi aba aba tertentu pada pementasan; kotak kayu kecil yang dipukul dengan palu untuk menghasilkan ketukan aba-aba tertentu pada pementasan (tari, wayang, ketoprak)
- Khol : Haul; Acara memperingati tahun meninggalnya seorang tokoh agama/masyarakat
- Kliwir : Surat pembayaran/nota yang biasanya digunakan untuk mengurus administrasi anggota veteran
- Kliyeg : Istilah penonton yg tidak kebagian tempat; berjalan bolak-balik; mondar-mandir
- Kodo : Sebutan bagi pemeran berwatak kasar,jahat,dsb
- Kombor : Memberikan rumput yang dicampur air kepada hewan ternak untuk diminum
- Krajan : Kerajaan atau wilayah yang didiami oleh keturunan raja
- Krama : Mulia atau yang dimuliakan (dalam hal ini konteks makna desa Wonokromo)
- Kronyos : Olahan kambing yang berasal dari bagian lemak dengan cara dibakar atau digoreng
- Kulah : Kamar mandi atau toilet
- Kumol : Bagian daging kuda yang dimanfaatkan sebagai bahan baku sate
- Ladèn : Pelayan atau orang yang melayani atasannya
- Laker : Dudukan mesin; komponen sebagai bantalan untuk membantu mengurangi gesekan peralatan berputar pada poros/as
- Laksita : Jalan; laku (mis. untuk sinonim kata jalannya acara)
- Landa : Sebutan bagi orang Belanda atau orang asing lain (Eropa)
- Langgar : Musala; tempat sholat dengan ukuran kecil; surau
- Layang : Surat
- Lempung : Sebutan tanah liat
- Lèri : Lori; kereta kecil untuk mengangkut tebu
- Lèyèk : Gerakan atau tarian khusus dalam dzikir Samaniyah
- Luweng : Pusaran air yang menuju ke laut (biasa digunakan untuk menyebutkan lubang yang ada di wilayah Gunungkidul yang digunakan untuk membuang anggota PKI)
- Maqom : Kedudukan seseorang di hadapan Allah
- Masjid Kagungan Dalem : Masjid yang didirikan di tanah Sultan sejak awal; masjid milik kesultanan
- Masjid Keprabon : Masjid utama milik Keraton atau Sultan
- Mastur : Seseorang atau sesuatu yang tidak kelihatan, namun sangat penting; tidak menampakkan kelebihannya (istilah kewalian)
- Masyhur : Dikenal orang banyak; terkenal; kenamaan
- Maulid : Perayaan mengenang waktu kelahiran Nabi Muhammad Saw
- Mbabrik : Pabrik; penyebutan untuk kawasan bekas pabrik (gula) lebih khususnya yang berlokasi di wilayah Pleret
- Mbelèh : Menyembelih hewan
- Mberod : Menjauh meskipun ada larangan; tidak ditahan; melepaskan diri lewat dari (kuda atau sapi); berlari dengan kasar, tanpa kendali (seperti seekor kuda atau sapi, yang diikat dengan tali); memberontak (bagi sapi atau kuda)
- Mbrodot : Proses mengeluarkan isi perut kuda; membersihkan isi perut hewan serta hingga proses merebus
- Megiri : Penyebutan untuk wilayah Imogiri
- Mempel : Kondisi adonan tanah yang kurang baik, menyatu sehingga mudah pecah
- Mola : Kegiatan membuat pola
- Molat-molat : Api yang besar membara
- Mulang : Seorang guru/ulama yang mengajarkan Pelajaran; mengajar
- Mulud : Bulan Kelahiran Nabi Muhammad Saw
- Mustaka : Kepala; mahkota; kubah masjid
- Ngarit : Merumput dengan arit; memotong rumput hingga pangkal rumput
- Ngeden : Mengejan
- Ngen-ngen : Angan-angan
- Ngepul : Proses mengambil atau mengumpulkan barang dagangan dari tempat lain
- Ngerdi : Sebutan lain untuk Peran utama
- Ngethul : Santri yang nimbrung makan Bersama
- Nggonjag : Memaksa
- Nggroso/ Nggrasa : Penyebutan untuk wilayah Segoroyoso
- Njogèd : Sebutan lain untuk pementasan ketoprak
- Nyampil : Proses memisahkan daging dari tulang
- Nyéngkol : Menekan bahu
- Nyeplok : Mencetak tanah liat pada cetakan
- Nyerak : Mendekat
- Nyidhuk : Menyendok; mengambil air
- Nyuling : Bermain alat musik suling
- Nyunduk : Menusuk; menusuk daging dengan alat tusuk
- Oncat : Melarikan diri; berangkat
- Oncor : Obor; suluh terbuat dari daun kelapa kering atau seruas bambu yang diisi minyak tanah (minyak kelapa), ujungnya disumpal dengan secarik kain (atau sabut).
- Ornamèn Godhong Kluwih : Hiasan khas Kesultanan Mataram Islam berbentuk daun Kluwih. Biasanya ditempatkan di pucuk/mustaka masjid
- Pada, ampéyan : Sinonim dari kata ‘sikil’ yang bermakna ‘kaki’
- Panjak : Orang yang menempa besi sesuai pola dari Mpu atau pembantu pandai besi yang bertugas memukul besi sampai tipis
- Papan : Tempat; rumah
- Parang : Alat untuk memotong kayu bentuknya tidak persegi atau bengkok; pisau besar (lebih besar daripada pisau biasa, tetapi lebih pendek daripada pedang, ada bermacam-macam); golok
- Paredèn : Istilah lain dari gunung; orang desa
- Paringan Dalem : Wilayah yang diberi oleh Penguasa wilayan atau sultan; pemberian sultan
- Paron : Landasan untuk menempa besi
- Pasaréyan : Tempat peristirahatan; makam
- Paséban : Tempat pertemuan; balai yang digunakan untuk menghadap (raja dan sebagainya); balai penghadapan
- Paséwakan : Sebutan bagi adegan pertemuan di Kerajaan
- Pathok : Batas suatu wilayah
- Patusan : Aliran air; Air yang mengalir langsung dari pegunungan
- Pawèstrèn : Tempat sholat jamaah putri
- Payon/PY : Istilah penyebutan bagi orang yang jasanya laku (mis. MC, seniman, dll).
- Pecok : Parang; arit/sabit yang bentuknya lebih kecil
- Pekathik : Pembantu yang memelihara atau mengurusi kuda; orang yang ditugaskan merumput untuk makanan hewan ternak
- Pendhok : Pelapis logam dekoratif pada sarung keris
- Penghulu : Tokoh agama; penasehat spiritual sultan atau raja
- Penyepuhan : Proses pembakaran besi yang akan dijadikan senjata tajam
- Pér : Pegas pada kendaraan; bagian pegas kendaraan yang terbuat dari besi yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pisau, arit, golok dan sebagainya
- Perangan : Sebutan bagi adegan berkelahi
- Pesantrèn : Tempat santri mendalami ilmu agama
- Pethel : Alat untuk memotong tulang
- Pethot : Menyapih; sapi usia 4 bulan yang disapih dari induknya
- Petilasan : Suatu tempat dari sisa-sisa masa lalu yang kadang digunakan sebagai tempat munajat atau tirakat.
- Punggawa : Pejabat; keluarga pejabat
- Ram : Sebutan lain dari tanggul
- Rambut : Kulit padi yang digiling untuk bahan pembakaran batu bata
- Rangsum : Jatah makanan (bagi prajurit, orang dipenjara, orang di sawah)
- Ratan : Istilah lain dari jalan
- Rayahan : Merebut (mis. gunungan)
- Rebo Pungkasan : Upacara adat yang diselenggarakan oleh Masyarakat di desa Wonokromo, Pleret, Bantul pada malam Rabu akhir bulan Sapar; hari Rabu terakhir di bulan Sapar.
- Rit : Satuan ukuran, yakni satu bak truk
- Roman : Sebutan bagi adegan mesra namun masih dalam fase merayu
- Rong : Lubang dalam tanah
- Ruqyah : Tibun Nabi / pengobatan ala Nabi Muhammad Saw
- Saka : Tiang atau penyangga
- Saman : Tradisi dzikir thariqah Samaniyah
- Sampil belakang : Paha sapi (kerbau, kambing) sesudah disembelih
- Sanépa : Perumpamaan
- Sangkrah : Ranting-ranting pohon yang telah kering
- Santri : Orang yang mendalami ilmu agama Islam yang diasuh kyai dan atau nyai
- Santri Kalong : Orang yang mengaji seperlunya di pondok, kemudian terus pulang ke rumah; merujuk kepada orang-orang yang mengaji di pondok, tetapi tidak menetap di sana
- Saté Klatak : Sate dari daging kambing yang ditusuk pakai dengan jeruji sepeda dengan yang dibumbui hanya menggunakan garam, kemudian ketika dibakar mengeluarkan bunyi klatak-klatak.
- Séda Laut : Meninggal di tengah laut
- Segara : Laut
- Segoroyoso/ Segarayasa : Laut buatan; nama desa di Kecamatan Pleret Bantul
- Sèlèh : Menaruh barang pada suatu tempat
- Serambi : Bagian masjid yang biasa untuk pertemuan; beranda atau selasar yang agak panjang, bersambung dengan induk rumah atau masjid.
- Silap : Daging kuda yang tidak terlalu alot
- Slab : Proses finishing untuk membentuk senjata tajam sesuai gambar/ pola
- Slep : Proses membentuk sesuai pesanan
- Sorogan : Metode belajar santri menghadap guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajari
- Sorok : Bagian daging kuda yang terdapat koyor
- Sulet : Menyalakan api
- Surya kembar : Sebutan bagi kondisi adanya dua pemimpin atau raja
- Tampa kaya : Salah satu bagian tahapan upacara pernikahan dalam tradisi pernikahan gaya Yogyakarta yang menyimbolkan tanggung jawab suami untuk memberikan nafkah lahir-batin kepada istri; kacar-kucur (tradisi Surakarta)
- Tebas : Membeli jumlah besar; memborong (hasil tanaman dan sebagainya); nêbas, untuk membeli buah-buahan yang berdiri di ladang; membeli hasil kebun, ladang, persawahan di muka; menyewa sebidang tanah
- Tempuran : Pertemuan arus Sungai; tempat bertemunya dua atau lebih aliran sungai mengalir satu sama lain
- Tetenger : Sebuah tanda
- Thariqah : Tarekat; Jalan menuju hakikat dan ma rifat; jalan menuju kebenaran (dalam tasawuf); cara atau aturan hidup (dalam keagamaan atau ilmu kebatinan); persekutuan para penuntut ilmu tasawuf
- Thukmis : Sebutan bagi pria playboy atau pria yang gemar menggoda perempuan
- Tobong : Istilah bagi pementasan ketoprak keliling
- Tonil : Layar bergambar di belakang panggung sebagai latar belakang yang menunjukkan suatu tempat; gambar panggung tentang latar tempat; sandiwara
- Tuk : Mata air
- Tukang Kebut : Tukang mengipasi dalam proses memasak sate
- Tumitah : Terlahir; tercipta; diciptakan; ditakdirkan; ditahbiskan
- Ulur dalem : Daging yang menempel pada tulang punggung sapi, kuda atau kambing dan bertekstur paling empuk.
- Umpak : Dasar tiang yang biasanya terbuat dari batu
- Ungak : Melihat sesuatu yang agak jauh melalui sesuatu; menengok
- Unting : Kata penggolong untuk tali, malai padi, dan sebagainya atau barang-barang yang terikat; untai; berkas; Satuan ukuran/mengikat pada rumput dalam jumlah kecil;
- Wana : Hutan atau wilayah yang banyak pepohonan yang sangat jarang pemukiman; hutan
- Warangka : Sarung keris yang terbuat dari kayu (ada yang bersalut logam) atau terbuat dari logam
- Wat : Mengejan
- Welasan : Bonus dalam jual beli hewan
- Welit : Alang-alang atau daun rembulung yang dipakai untuk bahan atap banunan rumah; atap jerami yang terbuat dari rumpun-rumpun rumput.
- Wilah : Bilah keris atau pedang
- Wisuh : Membasuh kaki; berwudhu, dan tobat.
- Wos : Sebutan bagi inti cerita atau dialog yang dibawakan
- Yak-yakan : Seenaknya; sewenang-wenang; serba tergesa-gesa
- Yasa : Membuat
Temuan istilah di wilayah Kapanewon Sanden
- 1 Endhil : ½ sen
- 1 ron : ½ ěndhil (tidak berwujud tapi diakui)
- Aliyan : Berpindah posisi
- Alu : Alat penumbuk
- Ambiya : Naskah yang menceritakan mengenai sejarah nabi-nabi, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
- Amyang : Padi/gabah yang tumbuh belum menyeluruh.
- Ancak : Tatanan belahan bambu yang dianyam dengan rongga lebar untuk meletakkan sesaji mbuwangi
- Anco : Alat untuk mencari ikan di air yang dalam.
- Anděr : Penyangga molo
- Ani-ani : Alat untuk memetik/memanen/memotong padi berbentuk capit yang dibuat tajam
- Anjang-anjang : Tempat untuk meletakkan hasil panen yang berwujud biasanya gunungan.
- Ara-ara : Gundukan pasir yang luas
- Awèh : Memberikan atau disebut weh-weh.
- Běbuangan : Sesajen yang dibuang di jalan
- Bědhidhing : Musim dingin atau puncak suhu dingin di musim kemarau
- Bělandar : Tiang melintang setelah pěngěrět
- Běndho : Alat sejenis parang tapi pendek dan besar
- Běngkèng : Alat khusus untuk mencari belut di malam hari.
- Běruk : Alat untuk wadah legen/nira hasil deres kelapa atau gayung dari tempurung (batok) kelapa
- Bagor/ Lulup : Wadah/karung
- Banyu Běna : Air yang melimpah
- Bawak : Salah satu bagian dari mata pacul/cangkul yang berfungsi untuk mengaitkan mata cangkul
- Bayan : Dukuh atau kepala/pimpinan suatu dusun
- Bedhul : Pisau (lading) yang sudah tidak layak dipakai.
- Benggol : 2 ½ sen
- Bèsèk : Anyaman belahan bambu tipis untuk wadah
- Bèsi : Semacam wadah dari bahan logam atau besi yang digunakan atau berfungsi seperti bèsèk.
- Bidèng : Keping jenis batu tetapi ukuranya besar
- Blěnding : Jagung rebus
- Blacak : Hewan sejenis musang
- Blak : Alat dari bambu untuk pertanda jarak padi ditanam
- Blong : Wadah ikan dari bahan plastik (seperti dirigen)
- Bog : Jembatan yang terbuat dari beton, dan tidak terlalu panjang
- Bok-Bok : Tunas ubi
- Bolèng : Hama ulat yang masuk ke buah lewat batangnya
- Bubakan : Cekungan tanah pasir di antara gundukan tanah tegalan (umumnya berada di pesisir pantai) dan dimanfaatkan sebagai ladang pertanian
- Bulak : Jalan yang lebar di tengah sawah
- Buntut sriti : Teknik penyambungan antar bělandar
- Buruh Tandur : Sebutan bagi orang yang menanam padi
- Buruh Tani : Sebutan lain untuk petani, biasanya dilontarkan di desa-desa
- Butulan : Sejenis daun pintu biasa atau single (umum)
- Cěblok : Alat yang digunakan untuk melubangi tanah
- Cěcèkèr : Mencari makan dengan mengaiskan kaki di tanah (unggas).
- Cěmawis : Dikumpulkan
- Candhu : Gula / manis
- Caping Undhuk : Caping dengan tambahan plastik untuk digunakan saat hujan
- Cathok : Celana dalam
- Cawik : Alat/wadah/gelas meminum jamu
- Cengkrong : Semacam sabit tapi agak pendek dan yang tajam bisa di sisi luar dan dalam
- Cocoh : Alat untuk menumbuk kinang yang terbuat dari logam
- Cocor : Sisi samping paling luar tembok yang berbentuk segitiga.
- Cuwo : Mangkok dari tanah liat
- Děrěp : Proses orang ketika memanen padi, bisa juga sebutan untuk pekerja buruh di sawah khususnya ketika panen padi.
- Damèn : Daun/pohon padi
- Dhangir : Menggemburkan Tanah
- Diancang / Incak-Incak : Proses memisahkan padi isi dengan padi gabuk
- Diarah : Dicari
- Digampar : Proses meratakan tanah
- Diimpu : Membuat lahan kecil di area pasir
- Dijujug : Ditemui secara langsung
- Dikukup : Diambil keseluruhan
- Dingkel : Kompor kayu jaman dulu berlubang untuk masak cuma satu ( single)
- Ditika : Menggenggam
- Doran : Gagang Pacul/Cangkul
- Drigèn : Wadah Solar Ukuran Kecil
- Dudur : Tiang melintang di ke empat bawah molo
- Duk : Tali yang dibuat dari kulit pohon aren
- Embag : Tempat bercocok tanam yang dahulunya sebuah rawa.
- Èmpèr : Bagian teras rumah
- Èmpèran : Bagian/sambungan dari rumah jenis limasan yang berada di sisi kiri bangunan utama
- Empi : Alat untuk mengolah tanah pasir (sejenis sekop)
- Empring apus : Bambu berwarna putih kekuningan
- Empring lěgi : Bambu berwarna hijau
- Empring wulung : Bambu berwarna coklat hitam
- Empyak : Tulangan atap jaman dulu atau usuk dan reng atap yang sudah jadi satu.
- Èrět : Menarik
- Eyung : Berpikir
- Gěbang : Daun pohon aren
- Gěblèg : Menganyam
- Gěbyok : Pembatas ruangan yang berasal dari anyaman bambu
- Gědhèg : Anyaman bambu dengan ukuran besar.
- Gědhik : Kedelai yang dipanen
- Gělèk : Lampu sěnthir atau penerangan api dengan wadah bahan bakar dari botol kaca,bagian atas diberi sumbu.
- Gěmbor : Alat yang digunakan untuk menyiram tanaman
- Gěndurèn : Prosesi berkumpul untuk berdoa dalam rangka melaksanakan hajat.
- Gabug : Padi/gabah yang tidak berisi
- Gadhul : Kotoran yang menempel di gigi
- Gagaki : Kegiatan menunggu proses wiwit untuk meminta ubarampe/makanan yang disajikan waktu prosesi wiwit
- Galěngan : Jalan pembatas antar sawah atau pematang sawah
- Galar : Tempat tidur dari bambu
- Gaman : Alat untuk bekerja yang menggunakan semacam alat kebutuhan potong memotong pohon atau tanaman.
- Gamparan : Sandal jepit
- Gandhik : Penumbuk pasangan pipisan
- Gandhok : Ruang sebelah kiri dalam rumah.
- Gandir : Pancing
- Gantaran : Kipas pada mesin kapal
- Garu : Alat untuk meratakan tanah di sawah
- Gawangan : Kusen untuk memasang daun pintu
- Gelo : Satuan untuk menyebut rupiah.
- Gladhagan : Kerangka tarub yang terbuat/disusun dengan bahan bambu.
- Glèdhègan : Jalan masuk menuju pintu masuk tenda/tarub.
- Glogor : Kayu pohon randu.
- Glong : Wadah solar ukuran besar yang terbuat dari plastik
- Glugu/tirisan : Pohon kelapa
- Glunggěm : Perahu yang diposisikan secara terbalik.
- Gobang : Ember yang terbuat dari daun
- Gogoh : Cara menangkap ikan dengan tangan kosong atau menangkap ikan di dalam air
- Gombong : Kacang tanah yang masih muda
- Gorok : Gergaji kayu konvensional
- Gosrok : Alat bergerigi untuk menghilangkan atau membersihkan rumput di sela-sela batang padi
- Gothang : Tidak genap
- Grip : Alat untuk menulis di sabak.
- Gurutan/ Pundhungan : Proses penumpukan tanah untuk tanam benih
- Icir : Jala ikan yang terbuat dari bambu
- Ijěp : Lapisan atau filter di dalam wuwu supaya ikan tidak bisa keluar lagi.
- Ikěr-ikěr : Kerah baju
- Impun : Ikan kecil atau sekumpulan bermacam-macam anak ikan laut
- Incak-incak : Memisahkan beras dan menir.
- Intěr-intěr : Memisahkan beras utuh dan pecah
- Irat : Proses membelah bambu untuk keperluan pembuatan gěbyok bambu
- Jěmbangan : Semacam kolah dari pengaron berukuran besar atau sejenis ember besar terbuat dari tanah liat
- Jala : Jaring untuk menangkap ikan di pantai
- Jamban : Kamar mandi
- Jugangan : Lubang di tanah yang dibuat untuk membuang sampah.
- Jukung : Jenis kapal/perahu yang biasa digunakan oleh masyarakat Sanden untuk mencari ikan
- Jungkat : Sisir rambut
- Kěba : Dompet untuk menyimpan bahan kinang
- Kěcohan : Tempat meludah orang yang sedang nginang
- Kěkěp : Tutup kendhil
- Kělěban : Musim hujan
- Kělangěnan : Barang yang disukai
- Kěluh : Tali tambang yang dipasang di hidung sapi dan kerbau berfungsi untuk mengendalikan hewan tersebut
- Kěmětěp : Panas matahari yang menyengat
- Kěmawah : Kondisi rebusan air setelah kemrengseng tapi sebelum mendidih.
- Kěmbar Mayang : Sesaji simbolis dalam acara pernikahan yang di rangkaian kembar mayang terdapat beberapa ikon bentuk, yakni Manukan dari Janur, Pisang dari Janur, Keris dari Janur, dan Pecut dari Janur.
- Kěmproh : Keadaan suatu tempat yang basah dan menjijikan
- Kěmrěngěng : Kondisi rebusan air sebelum mendidih.
- Kěndhi alit : Wadah air yang di tutup dengan daun dhadhap srep
- Kěndhil : Alat untuk menanak nasi
- Kěndum : Kapal karam/ atau terjungkir
- Kěnthěng : Sebutan atau istilah untuk tali atau tampar
- Kěpala : Membuat mal/ukuran yang berguna untuk meluruskan tanaman padi
- Kěpatil : Tersengat ikan
- Kěpis : Tempat membawa/wadah ikan yang terbuat dari bambu
- Kěthip : 10 sen
- Kěthuh : Keadaan suatu tempat yang menjijikan
- Kětiga : Musim kemarau
- Kalèn : Sungai kecil, percabangan dari ngapur (percabangan dari sungai besar)
- Kali : Sungai besar
- Kandhi : Karung
- Kandhi : Wadah padi
- Katir : Keseimbangan perahu konvensional
- Katul : Pecahan lembut kulit beras.
- Kayu Ayu : Jenis Kayu Jawa yang mempunyai serat yang halus dan bagus
- Kayu Kěndhal : Jenis Kayu Jawa yang kayunya berwarna putih
- Kayu Wěsi : Jenis Kayu Jawa yang Dimana kalau sudah tua berwarna hitam seperti besi
- Kècèr : Lampu senthir besar
- Kitir : Calon buah padi
- Klěnthingan : Semacam wadah beras yang terbuat dari tanah liat.
- Klěnyěm : Alat pertanian yang digunakan untuk membuat gundukan tanah liat dan menaikan serta membuat pola tanah
- Kolah : Tampungan air atau wadah air untuk mandi
- Korèp : Ulat yang berada di luar buahnya
- Krondho : Tempat untuk membawa barang menggunakan sepeda atau motor, krondo di tumpangkan di tempat duduk bagian belakang.
- Kroyo : Kepiting bakau
- Kukupan : Wilayah dekat
- Kupu tarung : Sejenis daun pintu yang berjenis satu pasang/double kanan dan kiri (biasa digunakan untuk pintu depan)
- Lěmpung : Tanah lembut yang punya daya pelekat
- Lěndhut : Tanah lembut dari debu
- Lěp : Aliran air untuk irigasi sawah yang juga berfungsi mengaliri/mencari air untuk mengairi lahan kering atau yang belum kebagian air.
- Lěsung : Alat dari pangkal batang kelapa untuk merontokan padi dari tangkainya
- Lading : Alat pemotong atau penebang kayu dari baja.
- Lampor : Ombak tinggi besar menjelang bulan purnama
- Langge : Jaring kecil
- Langon : Ikan yang biasa muncul di musim dingin ( bediding) dan bilamana teknik memasaknya tidak pas akan mengeluarkan bau langu
- Layah : Cowek besar untuk menutup kukusan atau kuali
- Layap-layap : Tidak tidur tidak melek.
- Layur : Umpan ikan
- Lèr-Lèran : Persiapan tanah
- Limasan : Salah satu model rumah khas di jogja (jawa) yang identik dengan atapnya berbentuk seperti limas
- Limitan : Sejenis jalan yang terbentuk karena kebiasaan hewan ternak (sapi,kambing, kerbau, dll) ketika di gembala (rute dari kandang menuju tempat menggembala)
- Linět : Lumpur
- Lincak : Tempat duduk panjang dari bambu
- Lincat : Tanah liat yang sudah kering berwarna hitam.
- Lira : Alat ukur besarnya mata jaring
- Lobangan : Gundukan tanah yang dilubangi untuk ditanami benih-benih cabai, bawang merah, bawang putih
- Luku : Alat untuk membalikkan tanah sebelum digaru
- Lulup : Proses perendaman batang pohon waru
- Luming : Tanah basah
- Lumpang : Alat untuk menumbuk padi atau wadah untuk menumbuk beras menjadi tepung
- Lung : Ubi tanam
- Lungka : Tanah liat yang sudah kering berwarna putih.
- Lup : Kulit pohon waru
- Luwěng : Kompor kayu jaman dulu tapi lubang masak nya ada dua (double)
- Luwangan : Lubang di kuburan yang digali untuk menguburkan orang meninggal.
- Měgawe : Membajak sawah
- Měkatak : Lekas tumbuh gabah/padi atau buah padi mulai muncul
- Měmangsang : Musim walang sangit menyerang
- Měnděmi : Keracunan
- Měnir : Beras yang terpecah lembut.
- Měnthèk : Padi yang tidak berisi karena penyakit dari hama.
- Mětěngkisi : Padi sebelum mekatak.
- Mabul : Bubar, berantakan, hancur
- Maejan : Kayu yang ditancapkan di kuburan setelah makam dikuburkan.
- Majěmuk : Prosesi syukuran hasil panen di bulan Ruwah, identik dengan adanya ketan kolak.
- Mak jěgagik : Berdiri dengan tiba-tiba
- Mak tratap : Kaget
- Mancung : Alat untuk menimba air
- Manduk : Transisi intensitas ombak.
- Mantrol : Mantel/jas hujan
- Matun : Membersihkan rumput liar yang mengganggu tanaman padi
- Mběkèkot : Jenis rumput yang liar dan sulit dihilangkan
- Mbělèh Wědhus Kěndhit : Proses upacara adat menyembelih kambing yang bermotif seperti ada kain yang melingkar di perut. Prosesi ini dijadikan seni pertunjukkan di wilayah Pantai Goa Cemara Bantul, yang bertujuan juga untuk menarik wisatawan. Kulit kambing tersebut dibentuk kembali menjadi bentuk kambing yang isinya diganti.
- Mběthot : Mencabut buah dari tanah
- Mbanjari : Proses menanam padi di lahan yang sudah siap
- Mbrol : Fase munculnya benih padi dengan jumlah banyak
- Mbuwangi : Meletakkan sesaji di lokasi tertentu dekat dengan wilayah yang mempunyai hajat nikahan.
- Memel : Kuncian antara bawak dan doran pada cangkul
- Mepe : Menjemur padi
- Mide : Alat untuk menangkap ikan
- Midodarèni : Satu malam sebelum hari H pernikahan.
- Mingsět : Bergeser posisi sedikit.
- Mlathok : Membelah/memecah.
- Mlaya Bumi : Bepergian tanpa tujuan.
- Mlètrèk : Mengalir kemana mana melebihi area penanaman.
- Mojah : Kaos kaki
- Molo : Bagian paling atas rumah/genteng rumah
- Monèl : Mata pancing
- Mundhing : Tikar yang terbuat dari irisan kulit bambu
- Mundhungi : Membuat gundukan tanah untuk pertanian
- Nětěs : Menetas
- Ndaut : Proses mencabut benih padi yang siap tanam
- Ndhangir : Membuat paculan tanah diantara tanaman supaya tanahnya gembur.
- Ndhaut : Mencabut benih padi yang sudah siap untuk ditandur/ditanam.
- Ngěpak : Mewadahkan ikan
- Ngěrik : Ombak surut
- Ngěthèt : Mencari ikan dengan cara disetrum/sengat dengan aliran listrik.
- Nganyam : Proses membuat anyaman.
- Ngapur : Sungai yang mengarah dan bertemu dengan kali
- Ngentul : Jenis memancing dimana umpan berada dipermukaan air
- Ngèrèt : Proses menjala ikan dari pinggir pantai
- Nggěbros : Mengejar ikan
- Nggadoh : Sistem bagi hasil sawah/ ternak
- Nggagaki : Makan nasi wiwitan dalam upacara wiwit di sawah.
- Nggaru : Meratakan sawah
- Nggrějih : Hujan yang awet dengan intensitas yang tidak deras.
- Nginang : Mengunyah daun suruh yang bercampur dengan kinang
- Ngindhit : Dibawa di samping perut
- Ngingah : Memelihara hewan
- Ngingkut : Menggiring ikan
- Ngipuk : Menyebar benih padi/membuat benih padi.
- Ngisis : Mencari angin
- Nglincing : Daun padi yang dimakan ulat
- Nglipěk : Redup tapi hawanya panas tidak ada angin.
- Ngonthèl : Berkendara dengan sepeda
- Ngopèni : Memelihara, merawat , menjaga.
- Ngrawut : Mengambil/membersihkan sisa rumput yang sudah digosrok.
- Ngrèmpèsi : Mengurangi atau memotong ranting pohon.
- Ngurit : Proses pembenihan tanaman padi
- Njěgidhěg : Sebutan seseorang yang sulit diberitahu
- Njěněsi : Menjijikan
- Njaring èrèt : Mencari ikan dengan Teknik dari daratan pesisir dan tidak mengggunakan perahu di laut.
- Nosoh : Menumbuk beras untuk diambil katulnya.
- Nutu : Menumbuk
- Nyěblakke : Proses memanen padi ,memisahkan gabah dan pohon padi/damen.
- Nyěmuti : Gabah/padi yang sudah mulai tumbuh lagi.
- Nyěrèt : Mabuk
- Nyabětke : Proses merontokkan padi dari tangkainya dengan cara dipukulkan ke lěsung
- Nyibuk : Mengambil air
- Nyodho : Mencari undur-undur laut
- Nyubur/disubur : Mengurangi daun padi yang tumbuhnya melebihi padi yang lain.
- Nyuluh : Mencari ikan di malam hari
- Nyusuk : Menjebak ikan dengan alat
- Omah pupugan : Rumah semi permanen dari bambu dan beratap jerami
- Opèk : Memetik
- Pěcat Sawět : Istilah untuk menunjukan waktu jam 10 pagi tanda selesai bekerja di sawah.
- Pěkěn : Pasar
- Pěkolèh : Pas/sesuai
- Pělataran : Keadaan di mana kontur tanah dasar laut Pantai itu landai
- Pěncar : Menanam bibit
- Pěnduli : Menambah pupuk
- Pěngěrět : Tambahan tiang melintang di bawah dudur
- Pěngantèn : Baru mau diijabkan
- Pěngaron : Semacam alat/wadah untuk keperluan menanak nasi atau wadah air yang terbuat dari tanah liat
- Pěnggělan : Tanah tanggul
- Pěnikěl : Ombak paling selatan/paling belakang/urutan akhir yang paling besar
- Pěthèl : Jenis alat untuk merapikan,memotong atau mengurangi volume kayu (satu alat bisa untuk 2 jenis kegunaan/lepas pasang dan dinamakan pěthèl lanang dan pěthèl wadon)
- Pěthèt : Bibit ubi
- Pěthi : Tempat/kotak yang terbuat dari kayu/blabak.
- Pacul : Alat pertanian untuk mencangkul
- Pacul Pupukan : Sejenis cangkul tapi mata cangkulnya dibikin kasar supaya tidak licin
- Pacul Tèmblěm : Pacul utuh
- Padasan : Wadah air yang terbuat dari tanah liat, ada lubang kecil semacam kran untuk keluar air, biasanya untuk wudhu atau cuci tangan kaki.
- Pancing rawe : Menyandingkan banyak pancing
- Panja : Melubangi tanah atau menanam biji palawija
- Panjangilang : Sesaji yang ada di tenda nikahan, berjumlah dua, besar dan kecil. Panjangilang besar isinya Pisang dan Kembang Kinang, yang kecil berisi Kendhi Kecil yang berisi bumbu dapur dan beras.
- Pantron : Pasti, baku, pokok
- Pantun : Istilah atau sebutan lain dari padi
- Pari Gěnjah Rante : Salah satu jenis padi lokal yang tahan terhadap kadar air tinggi
- Pari Jěru : Jenis padi yang lama masa panennya
- Pari Nampat : Jenis tanaman padi yang cepat masa panennya
- Pasiran : Nama lain dari penyu
- Pasok Tukon : Pemberian dari pihak calon pengantin pria berupa barang atau uang.
- Patusan : Parit
- Paya : Angin laut yang mengandung garam
- Pèrèngan : Tanah miring/pinggir tegalan
- Pikulan : Bambu pilihan
- Pinangantèn : Baru dilamar
- Pipisan : Wadah untuk menumbuk atau melumatkan bahan jamu
- Plěběngan : Keadaan di mana kontur tanah dasar laut pantai itu cekung/dalam (palung laut)
- Plěmbir : Surat tanda kepemilikan semacam STNK.
- Plěpět : Proses penjepitan gebyok dengan dua bilah bambu
- Plusut : Penggaris untuk menggaris kayu
- Prampang : Hawa gerah
- Pringgitan : Ruang depan dalam rumah
- Pump : Wadah ikan yang berukuran besar
- Pundhungan : Lahan untuk menanam
- Puruk : Tempat lain
- Rěměgag : Padi hampir tua
- Rěndhěng : Musim hujan
- Rěndhěng : Daun/pohon kacang
- Rabuk Jawa : Pupuk dari kotoran sapi dan campuran dedaunan
- Rangkèn : Prosesi upacara sebelum menanam padi atau disebut juga dengan istilah “titip wiji”.
- Rase : Hewan sejenis berang berang
- Reja : Keadaan suatu daerah ketika sudah makmur
- Rèng : Kerangka atap yang diletakkan di usuk
- Rhu : Satuan yang digunakan untuk mengukur lahan jaman dahulu, 1 Ru = 14 M2
- Rob : Air lau pasang
- Romot : Tanaman busuk.
- Rumpon : Proses membuat jebakan ikan agar berkumpul
- Sěblak : Proses memisahkan padi dengan batangnya dengan cara dipukul ke benda keras
- Sělip : Berat sebelah.
- Sěmbrobot : Tanaman padi yang mulai tumbuh besar dan bagus.
- Sěnthong : Bagian/sambungan dari rumah jenis limasan yang berada di bagian belakang bangunan utama atau emperan dalam rumah yang lokasinya di bagian belakang.
- Sětali : 2 kěthip 5 sen
- Sětut : Ikat pinggang
- Sabak : Alas untuk menulis yang terbuat dari batu hitam
- Sak Anyar : Satu ikat
- Sak jěg-jumlěg : Setelah sekian lama
- Sak suku : 2 tali
- Samir : Alas makanan yang dibuat dari daun pisang
- Sanggan/songgon : Tempat bara api/arang dari sisa gergajian kayu.
- Sarang : Wadah makanan yang terbuat dari daun kelapa yang sudah agak tua, dan biasanya dipakai untuk kenduri sebelum ada besek.
- Sawět : Tali untuk menyambung racuk dan pasangan.
- Sawur : Beras yang dicampur dengan kunir dan uang koin.
- Sènggot : Timba
- Senggrong : Alat untuk mengambil pasir terbuat dari besi, biasanya di daerah pesisiran untuk menebar pupuk.
- Serok : Nama alat pertanian untuk mengangkat tanah
- Sèsèr : Menjaring
- Sindik : Pengganti paku
- Sirat : Ember yang terbuat dari pohon gebang
- Sirat : Proses pembuatan garam jaman dulu/konvensional
- Siwěr : Bagian samping bawah meja konvensional
- Slěndhěp : Akar calon kacang tanah
- Slèmèk : Kayu untuk nyeblakke
- Soca/tatal : Sisa-sisa dalam proses pemasahan kayu dengan pasah konvensional
- Sosoh : proses penumbukan beras agar menjadi putih
- Srandhal : Sandal
- Sudhèt : Memotong janur prosesi pembuatan sesaji.
- Sudhi : Tempat untuk lauk yang dibuat dari daun pisang.
- Sukět PKI : Di wilayah wonorejo gadingsari, ada suket PKI yaitu rumput yang tumbuh setelah adanya pemakaman korban PKI di wilayah tersebut. Suket PKI muncul di tahun 1960an.
- Sumur bronjong : Sumur di lahan/tanah pasir yang dibuat persegi dan agar pasir tidak longsor di talud menggunakan bronjong (anyaman bambu tetapi tebal)
- Susuk : Alat untuk menjebak ikan.
- Suwangan : Muara sungai yang akan menuju laut
- Těgalan : Gundukan tanah pasir yang berada diantara cekungan bubakan (umumnya berada di pesisir pantai) dan dimanfaatkan sebagai ladang pertanian
- Těmantèn : Sudah ijab atau nikah.
- Těmungkul : Padi mulai berisi
- Těpung : Kenal
- Tětapèn : Memisahkan beras utuh dan kotoran gabah
- Tabag : Bambu potongan yang diletakkan di kanan kiri dalam liang lahat.
- Tabag Pěnyěndhak : Bambu dibelah dengan ukuran kurang lebih 50cm.
- Tabon : Rumah pertama.
- Takir : Tempat untuk menaruh lauk dengan ukuran lebih besar biasanya digunakan untuk wadah nasi gurih yang terbuat dari daun pisang. Ada juga yang berbentuk kecil, disebut dengan sudhi
- Tambang : Sebutan lain untuk tali
- Tapèni : Proses pemisahan isi padi dengan kulitnya
- Tarib : Pagar tenda yang terbuat dari bambu.
- Tarub : Tenda
- Tatu : Terluka
- Tèklèk : Sandal yang terbuat dari kayu
- Tèkong : Mesin kapal untuk mencari ikan
- Tèmbèngan : Bagian atas kusen untuk daun pintu
- Temblem : Alat sejenis pacul namun memiliki mata cangkul yang berbeda
- Tenggok : Daging bambu
- Tenggokan : Ukuran sebagai pengganti berat pada jaman dahulu
- Teplok : Penerangan dari api dengan tutup dari kaca
- Tesmak : Kacamata
- Thèthèk běngèk : Banyak
- Thèthèl : Hilang, lepas
- Ting : Lampu teplok (sejenis lentera)
- Tingkěpan : Prosesi 7 (tujuh) bulanan kehamilan.
- Tinting-tinting : Memisahkan beras dan katul.
- Tuban : Alat untuk mengukur dan membuat Jaring
- Tuk : Sumber air
- Tumbasan : Jajanan
- Tumbon : Anyaman ember dari bambu
- Tumbu : Kulit bambu
- Tutu : Menanak nasi
- Ujug-ujug : Tiba-tiba
- Umub : Kondisi air yang mendidih
- Undhuk : Pasah kayu tradisional
- Undhuk lup : Alat untuk membuat profil kayu
- Untingi : Ditali
- Urèt : Hama ular di musim sebelum panen
- Urit : Penanaman padi dijejer dengan jarak kurang lebih 5cm.
- Usrěk : Banyak gerak
- Usuk : Kerangka atap
- Uwot : Jembatan kecil dari bambu
- Uyah Sirat : Garam yang prosesnya menggunakan air laut yang disiram ke pasir
- Wělat : Kulit bambu paling pinggir
- Wěrdi sinandi : Pitutur yang tersamar
- Wadung : Sejenis alat untuk menebang/membelah kayu
- Wana : Hutan
- Widhig : Anyaman janur (daun kelapa) untuk dijadikan sebagai atap tarub atau pagar yang terbuat dari anyaman daun kelapa
- Widik : Penutup toilet dari anyaman daun kelapa
- Wijaja : Sejenis tanaman bakau yang tumbuh di bulak ketep (bulak di wilayah Padukuhan Tegalrejo dan statusnya sekarang dikeramatkan)
- Wiwit atau wiwitan : Ritual atau berdoa sebelum masa memanen padi
- Wuwu : Perangkap/penjebak ikan