Asah Asa
Re-koreografi Cita Rasa 75



Alfin Agnuba

Cetak Saring & Performance

2021



Alfin Agnuba adalah seorang perupa yang lekat dengan karya-karya seni grafisnya. Ketertarikan kami pada Alfin berangkat dari karya pertunjukannya di tahun 2016 berjudul Cita Rasa 75. Ia menggabungkan teknik sablon dengan bahan-bahan dapur. Dalam aksinya, ia memasak kulit lumpia sebagai media sablon pengganti kertas. Ia mengutip beberapa teks dari kumpulan artikel Gerakan Seni Rupa Baru yang kemudian divisualisasikan ke dalam gambar dan teks kutipan. Harapannya, siapa pun yang menyantap akan mendapat asupan energi dan penyemangat berkarya. 

Berbeda dari gagasan sebelumnya, pada pertunjukan Asah Asa kali ini, Alfin mencoba merespon situasi pandemi yang terjadi. Ia mengumpulkan cerita dari para penyintas Covid-19 selama masa isolasi di shelter (hunian sementara pasien Covid-19). Dari sana, ia menangkap hadirnya aksi gotong royong dan usaha untuk terus bertahan hidup. Meski dalam keadaan tidak dapat mengecap rasa dan mencium aroma (anosmia), makan menjadi salah satu upaya untuk terus bertahan.

Seperti pertunjukan sebelumnya, ada tiga poin utama yang coba ia hadirkan. Pertama:aktivitas memasak adalah representasi dari teknik dan media dalam pembuatan karya. Kedua: gambar atau ilustrasi yang muncul adalah bentuk pesan yang ingin disampaikan. Sedikit mengutip catatan kuratorial, “bertahan hidup menjadi tanggung jawab bersama, bukan kompetisi untuk menentukan siapa yang paling kuat”, Alfin mencoba mengumpulkan upaya-upaya penyemangat berupa aksi atau ucapan dari sesama penyintas Covid-19. Dalam karyanya, Alfin menghadirkan gambar-gambar penyemangat. Gambar-gambar ini seperti obat yang memberi semangat melanjutkan kehidupan. Ketiga:rasa yang dihasilkan (dikecap) adalah representasi perasaan yang dihadirkan. Indra pengecap yang dapat merasakan rasa manis menjadi tanda bahwa pasien telah mulai pulih. Biasanya, rasa ini muncul saat meminum susu di pagi hari. Alfin memilih rasa manis sebagai representasi penyemangat dan sikap saling peduli dalam karyanya. 

Programer Pameran: Ipeh Nur & Syafiatudina

Cerita Lainnya