Ki Ageng Suryomentaram, Filsuf Paripurna Terakhir Kita?

Ki Ageng Suryomentaram adalah seorang tokoh spiritual dan filsuf terkenal dari Jawa, Indonesia. Ia lahir pada akhir abad ke-19 (20 Mei 1892) dan masyhur diakui sebagai seorang Wali dan pemikir yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan budaya dan spiritual di Jawa. Ajaran-ajarannya (Kawruh Jiwa) sering kali menggabungkan elemen mistis dengan filosofi hidup, menekankan pentingnya pencarian spiritual dan hubungan manusia dengan Tuhan.

Selama ini Ki Ageng Suryomentaram belum banyak dipahami sebagai filsuf yang memiliki sumbangsih penting bagi filsafat, misalnya eksistensialisme, termasuk caranya mendefinisikan siapa subjek, subjek sebagai barang/benda, hingga kiprahnya bagi pemikiran dan praktik pergerakan kemerdekaan Indonesia (perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dan Jepang sampai pengaruh pemikirannya pada tokoh-tokoh nasional, maupun praktik pendidikan seperti Taman Siswa). Caranya mengkritisi pemikiran filsafat Barat, mengkritisi pendangkalan dalam praktik teosofi, hingga kritiknya pada gaya hidup konsumerisme dan profan yang gagal memahami kedirian. Tak heran Ki Ageng Suryomentaram menghasilkan berpuluh karya tulis dalam konteks yang beragam, menjadi sumbangsih penting yang mestinya mudah dipahami bagi manusia dalam konteks Jawa, maupun dapat dipahami secara global.

Oleh karenanya pembicaraan masalah stunting dalam konteks pemikiran masyarakat Yogyakarta menjadi kemendesakan. Wicara kali ini, FKY secara khusus berencana mengundang mulai dari Ketua Komunitas Pelajar Kawruh Jiwa, yakni Ki. Ir. Prasetyo Atmosutidjo, dan sengaja mengundang peneliti yang fokus pada isu dan kajian kebudayaan Jawa, sehingga berkaitan dengan filsafat hingga laku Islam Jawa yakni Irfan Afifi. Melalui pemaparan dua subjek ahli tersebut, diharapkan mampu terbahas siapa dan bagaimana Ki Ageng Suryomentaram bagi Yogyakarta, Indonesia dan Dunia. Wicara ini akan dimoderatori oleh pengajar dan akademisi Ilmu Sejarah UNY, yakni Eka Ningtyas.